TIM gawat darurat (EMT) Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) ke-6 yang dikirim ke Jalur Gaza saat ini bertugas di kompleks medis terbesar di Gaza yaitu Rumah Sakit Al-Shifa sejak 11 November 2024. Tim sudah menangani banyak korban serangan Israel yang tanpa pandang bulu menargetkan warga sipil dan masih terus berlangsung.
“Kami saat ini berada di RS Al-Shifa, alhamdulillah tim melaksanakan pemberian layanan kesehatan di ruang luka trauma, dan dapat menjalankan tugas optimal selama berada di Gaza,” kata salah satu relawan EMT MER-C Kamal Putra Pratama dalam keterangannya yang dikutip, Ahad (23/11).
Kamal mengatakan, Tim MER-C bersama dokter bedah RS Al-Shifa juga telah melakukan operasi korban yang terkena ledakan bom.
Atas permintaan Kementerian Kesehatan Palestina dan dengan koordinasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tim EMT MER-C di Gaza City saat ini dibagi menjadi dua. Tiga relawan bertugas di Public Aid Hospital dan dua relawan lainnya di RS Al-Shifa.
Di tengah kekurangan tenaga medis di Jalur Gaza, terutama dokter spesialis, tim recananya akan bertugas dalam jangka waktu lebih panjang, yaitu selama tiga bulan.
Tim EMT MER-C ke-6 terdiri dari lima orang relawan yang diberangkatkan dalam dua tahap. Tahap pertama berangkat pada Sabtu (26/10), yaitu dokter bedah Faradina Sulistiyani, dokter kandungan Regintha Yasmeen, dan satu perawat yaitu Nadia Rosi. Ketiga relawan berhasil masuk Gaza pada Selasa (29/10).
Dua relawan kemudian berangkat pada Selasa (29/10), yaitu dokter bedah Taufiq Nugroho dan perawat Kamal Putra Pratama, yang keduanya tiba di Gaza pada Kamis (31/10).
Dengan masuknya lima orang Tim EMT MER-C ke-6 pada akhir Oktober 2024, jumlah relawan MER-C di Jalur Gaza saat ini sebanyak enam orang, termasuk satu relawan logistik yaitu Edy Wahyudi.
Sementara itu, Anadolu melaporkan setidaknya 88 warga Palestina tewas dalam dua serangan udara Israel di daerah permukiman di Jalur Gaza utara pada Kamis (21/11) dini hari.
Serangan Israel membunuh sedikitnya 66 warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, di alun-alun permukiman dekat Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahia, kata seorang sumber medis kepada Anadolu, memberikan perkiraan awal.
Israel melancarkan perang genosida di Jalur Gaza setelah serangan Hamas tahun lalu, membunuh hampir 44.000 orang, kebanyakan dari mereka adalah perempuan dan anak-anak, dan melukai lebih dari 104.000 orang.
Tahun kedua genosida di Gaza telah menuai kecaman internasional yang semakin meningkat, dan para tokoh dan lembaga melabeli serangan dan blokade pengiriman bantuan sebagai upaya yang disengaja oleh Israel untuk menghancurkan suatu populasi.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas perang mematikannya di Gaza.
(ameera/arrahmah.id)