ANKARA (Arrahmah.com) – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mengadakan pertemuan dengan para pemimpin orang tara Krimea. Penerimaan Mustafa Dzhemilev (Kırımoğlu) dan Refat Chubarov berlangsung di level tertinggi, menurut laman media sosial Crimean Tatar Mejlis, sebagaimana dilansir oleh World Bulletin, Selasa (4/8/2015).
Erdogan meyakinkan Muslim Tatar Krimea bahwa negaranya tidak akan pernah mengakui aneksasi Krimea oleh Rusia. Dia juga berjanji akan melakukan segala kemungkinan untuk melindungi hak-hak masyarakat penduduk asli di wilayah semenanjung yang diduduki itu.
Untuk memerangi penindasan yang dialami oleh Tatar Krimea, pemimpin Turki itu mengadakan pembicaraan dengan semua pihak terkait konflik ini. Dia mencoba untuk mencapai pemahaman untuk mengakhiri penganiayaan yang dialami oleh penduduk asli krimea.
Sehari sebelum Kongres Dunia Tatar Krimea berakhir di Ankara, lima ratus delegasi dari seluruh dunia berkumpul di Turki, meskipun perwakilan dari Majelis Tatar Krimea yang tinggal di Krimea tidak bisa hadir karena hambatan dari pihak keamanan Rusia.
Tatar Krimea adalah penduduk asli Muslim Krimea yang sejarahnya berawal sejak berabad-abad yang lalu. Kekuatan dan wibawa bangsa Muslim Tatar Krimea mencapai puncaknya sebagai Khanate Krimea yang independen, yang muncul pada paruh pertama abad ke-15 dan terus berlangsung sampai 1783. Selama lebih dari 300 tahun itu, ia menjadi kekuatan utama dan memainkan peran penting dalam internasional, maupun hubungan politik dan militer di seluruh Eurasia. Khanate Krimea memainkan peran yang tak ternilai harganya dalam menyebarluaskan Islam.
Sebagian besar penduduk Muslim Tatar Krimea telah menentang aneksasi Krimea oleh Rusia, karena takut terulangnya peristiwa di tahun 1944 ketika mereka benar-benar diusir sebagai bagian dari kebijakan mantan diktator Soviet, Josef Stalin.
Mereka secara bertahap mulai kembali pada awal 1990-an setelah jatuhnya Uni Soviet, tetapi masih hidup sebagai kelompok minoritas di tanah air mereka karena mereka mengungsi setelah diusir oleh etnis pemukim Rusia yang didatangkan dikemudian hari.
Sejak aneksasi itu tahun 2014, Rusia telah memberikan kewarganegaraan Rusia kepada orang-orang Krimea sebagai pengganti kewarganegaraan Ukraina. Tatar Krimea, yang telah berkampanye untuk menolak kewarganegaraan Rusia, menuntut untuk tetap sebagai warga negara Ukraina, tetapi akan menjadi orang-orang asing di tanah air mereka sendiri
(ameera/arrahmah.com)