(Arrahmah.com) – Bersyukur adalah berterima kasih kepada Allah dengan pujian karena telah memberikan kenikmatan kepada kita. Sebab, segala kenikmatan yang kita peroleh adalah semata-mata bentuk karunia dari Allah Subhanahu Wa ta’ala.
Bersyukur tidak hanya dilakukan dengan ucapan lisan semata, tetapi juga ditetapkan dengan ketulusan hati dan dilakukan dengan seluruh anggota badan.
Sebagaimana yang telah Ibnu Taimiyah katakan dalam kitabnya,
الشُّكْرُ يَكُوْنُ بِالقَلْبِ وَاللِّسَانُ وَالجَوَارِحُ وَالحَمْدُ لاَ يَكُوْنُ إِلاَّ بِاللِّسَانِ
“Syukur haruslah dijalani dengan hati, lisan, dan anggota badan. Adapun al-hamdu hanyalah di lisan.” (Majmu’ah Al-Fatawa, 11:135).
Selain itu, sesungguhnya bersyukur adalah perbuatan yang akan menambah kenikmatan yang telah kita peroleh. Semakin banyak kita bersyukur, semakin bertambah banyak kenikmatan yang akan kita rasakan.
Sebagaimana yang tertulis dalam QS: Ibrahim ayat 7,
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ
“Jika kalian mau bersyukur, maka Aku sungguh akan menambah nikmat bagi kalian.”
Kenikmatan yang kita wajib syukuri bukan hanya melulu perkara materi seperti mendapatkan uang, kendaraan, rumah, jabatan, dan yang semacamnya, melainkan juga kenikmatan yang jarang sekali kita sadari, yaitu kesehatan dan waktu luang.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
”Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang”. (HR. Bukhari no. 6412, dari Ibnu ‘Abbas)
Itu sebabnya, bersyukurlah atas apa-apa yang telah Allah karuniakan kepada kita, meskipun itu sedikit. Sebab, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,
“Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri sesuatu yang banyak.” (HR. Ahmad, 4/278).
Sudahkah kita bersyukur hari ini?
(fath/arrahmah.com)