JAKARTA (Arrahmah.com) – Setelah kemunculan beberapa buku yang menghujat Wahabi, seperti “Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi”, “Mereka Memalsukan Kitab-kitab Karya Ulama Klasik”, dan “Ulama Sejagad Menggugat Salafi Wahabi”, kini muncul buku yang mencoba bersikap adil kepada Wahabi. Buku tersebut ditulis oleh AM. Waskito berjudul “Besikap Adil Kepada Wahabi”. Sebuah bantahan kritis dan fundamental terhadap fitnah yang ditujukan kepada Wahabi.
Alhamdulillahi Rabbil ‘alamiin. Akhirnya, buku yang kami proses sekian lama ini terbit juga, dengan segala pertolongan Allah. Judul besarnya, “Bersikap Adil Kepada Wahabi” (BAKW). Judul penjelas: “Bantahan Kritis dan Fundamental Terhadap Buku Propaganda Karya Syaikh Idahram“. Buku ini diterbitkan oleh Pustaka Al Kautsar, Jakarta.
Buku-buku propaganda sudutkan Wahabi
Belakangan ini beredar buku berjudul “Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi” (SBSSW) yang dikarang oleh seseorang yang mengaku bernama Syaikh Idahram. Buku tersebut berisi gugatan dan caci maki terhadap apa yang disebut dengan “Gerakan Salafi Wahabi”.
Kalau sekadar kritik yang obyektif, tentu tak masalah. Karena setiap orang dan kelompok bisa saja mempunyai kecenderungan keliru, berlebihan, mau benar sendiri dan menyalahkan orang lain. Namun jika kritik dan celaan tersebut berlebihan dan berbohong, bahkan mengandung manipulasi fakta, tentu saja hal ini menimbulkan masalah serius dan fitnah.
Bayangkan saja, akibat beredarnya buku Syaikh Idahram itu, sebuah kegiatan pengajian ditutup karena dituduh Wahabi. Padahal, apa yang dimaksud dengan Wahabi itu tidak jelas definisinya. Jangan sampai masyarakat awam diadu domba oleh buku fitnah semacam itu.
Belum reda kontroversi buku pertama sudah muncul buku kedua,“Mereka Memalsukan Kitab-kitab Karya Ulama Klasik” (MMKKUK); kemudian muncul lagi, “Ulama Sejagad Menggugat Salafi Wahabi” (USMSW). Maka situasi fitnah pun kian merebak.
Sebagai manusia, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab tentu tak lepas dari dosa dan khilaf. Sebagai gerakan dakwah,Wahabi bukanlah tempat berkumpulnya para malaikat yang terjaga dari dosa. Karenanya, kami memberi judul buku ini “Bersikap Adil Kepada Wahabi“, karena keadilan dan obyektivitas itu seruan Islam. Adapun sikap tidak jujur, mengadu domba, fanatik buta, itu ajaran setan.
Buku ini juga mengupas dugaan adanya “penumpang gelap” di balik kampanye anti Wahabi. Mereka tak lain adalah kelompok Syiah, dan kelompok yang menjajakan paham Sepilis (sekularisme, pluralisme, dan liberalisme). Akibatnya, kritik terhadap Wahabi tak lagi jernih, tapi sudah keruh oleh bermacam kepentingan, khususnya dalam menghalangi implementasi nilai-nilai syariat Islam di bumi Nusantara.
Mengapa Menolak Wahabi?
Konflik pemahaman atau perbedaan pendapat antara kaum Wahabi dan Anti Wahabi, sudah terjadi sejak lama. Berdirinya NU di Indonesia pada tahun 1926 di masa lalu, juga masih berkaitan dengan perselisihan paham ini. Bahkan sejatinya, pembagian Muslim Indonesia dalam dikotomi “Modernis” dan “Tradisionalis”, sebenarnya bertumpu dari perselisihan ini.
Kalau selama ini perselisihan Wahabi Vs Anti Wahabi berjalan dalam lingkup ilmiah, santun, atau kasar (namun bersifat tertutup); maka ketika Syaikh Idahram memasuki area konflik ini, dengan menulis buku “Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi” (SBSSW); ia benar-benar menampakkan modus perselisihan yang sangat KASAR, ZHALIM, MANIPULASI, dan BANYAK BERDUSTA. Kalangan yang dia sebut “Sekte Salafi Wahabi” diperlakukan tak ubahnya seperti orang kafir yang tidak memiliki kebaikan sedikit pun.
Bersikap Adil Kepada Wahabi
Dengan menulis buku “Bersikap Adil Kepada Wahabi” (BAKW) ini sasaran yang dituju ada dua. Pertama, membuktikan bahwa buku-buku Syaikh Idahram bukan buku ilmiah Islami, tetapi buku propaganda permusuhan, adu-domba, dan fitnah di tengah Ummat. Kedua, mengajak kaum Muslimin untuk bersikap obyektif, menimbang secara adil, dan selalu komitmen dengan Syariat Islam, ketika menilai komunitas Muslim yang kerap disebut Wahabi itu.
Siapa yang dibantah?
Buku ini memuat banyak bantahan, terhadap berbagai sasaran. Di antaranya sebagai berikut:
= Kepada Syaikh Idahram (atas segala keberaniannya menulis buku-buku propaganda penuh fitnah, penodaan, dan kebohongan).
= Kepada Prof. Dr. Said Aqil Siradj. Seorang tokoh yang selama 14 tahun diberi aneka rupa kebaikan, beasiswa, dan fasilitas oleh kaum Wahabi; kemudian dia membalas kebaikan itu dengan serangan kebencian membabi-buta. “Tidak akan selamat Said Aqil, sampai dia bisa mengeluarkan seluruh jasa-jasa kaum Wahabi dari tubuh dan kehidupannya.”
= Syaikh Zaini Dahlan.
= Memoar Mr. Hempher.
= Lembaga publikasi Turki, Ikhlas Waqfi.
= Hizbut Tahrir (terkait tuduhan Wahabi menghancurkan Khilafah Utsmani).
= Muhammad Arifin Ilham (terkait kalimat endorsement yang membuatnya dibelit oleh dosa-dosa berkepanjangan, yang tak mudah tuntas meskipun dia bisa mengisi hidupnya dengan hanya menangis sepanjang hari dalam dzikir).
= Luthfi At Tamimi (terkait kebenciannya yang mendarah daging kepada kaum Wahabi dan dukungan mutlaknya kepada Muammar Qaddafi).
= Isu seputar “Lawrence Arabiya“.
= KH. Siradjuddin Abbas (terkait pembohongannya atas hakikat akidah Ibnu Taimiyyah).
= KH. Mutawakkil Alallah, tokoh PWNU Jawa Timur (terkait isu Khilafah).
= Ansyad Mbai, BNPT, Densus 88, Densus 99 (terkait tuduhan Wahabi “biang terorisme”).
= Dan aneka kaum “Anti Wahabi” lainnya.
Dalam buku ini akan dijelaskan, bahwa tuduhan-tuduhan terhadap Wahabi itu umumnya hanyalah tuduhan yang terus diulang-ulang; semata atas dasar kebencian subyektif, merasa senang memusuhi sesama Muslim dan menyenangkan hati kaum non Muslim; serta atas dasar ketidak-beranian berbicara dan berdebat dalam konteks ilmiah secara obyektif. Seperti ungkapan populer, “Lempar batu, sembunyi tangan.”
Besar harapan, buku ini bermanfaat di sisi Ummat Islam, bermanfaat dalam konteks pembangunan Islam di Indonesia, serta berpahala di sisi Allah Ar Rahman Al Jalil. Amin Allahumma amin.
AMW (penulis).
(M Fachry/MuslimLandDistro/arrahmah.com)