KHARTOUM (Arrahmah.com) – Sudan dan Mesir sedang bekerja sama untuk menghadapi Ikhwanul Muslimin (IM) dan kelompok ekstremis lainnya. Dalam alasan keamanan dan agama ini, kedua negara menggelar kursus pelatihan bersama bagi para imam masjid yang dimulai di Kairo sejak 20 Desember lalu.
Menteri Urusan Agama dan Wakaf Sudan, Nasr al Din Mufreh menekankan, dalam pidato pembukaan kursus pelatihan bersama di Akademi Awqaf Internasional Kairo, bahwa tujuan dari program adalah untuk melatih imam Sudan dalam mempromosikan perdamaian, mencegah perang, melawan ekstremisme, dan bekerja untuk memperkuat prinsip kewarganegaraan.
“Alasan pelatihan diadakan di Kairo adalah karena ada banyak kesamaan sejarah dan geografis antara Mesir dan Sudan. Apa yang mempengaruhi Sudan maka mempengaruhi Mesir, terutama wacana agama,” ungkap Mufreh, dilansir Al Monitor (30/12/2020)
Dia menambahkan, “Pemerintah Sudan telah menerapkan kebijakan keterbukaan kepada dunia luar, tetapi praktik gerakan Islam Sudan yang berafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin telah menyebabkan isolasi Sudan diisolasi dan dicap negara yang mensponsori terorisme.”
“Pelatihan terdiri dari mempromosikan toleransi Islam, karena beberapa kelompok agama telah mempromosikan ekstremisme. Mereka mempromosikan ekstremisme sebagai bagian dari religiusitas,” klaim Menteri Wakaf Mesir Mohamed Mokhtar Gomaa.
Dia mencatat bahwa kelompok-kelompok tersebut “tidak percaya pada tanah air”, karena mereka berpikir bahwa kepentingan kelompok melebihi apapun. Sementara itu, Mesir percaya bahwa kepentingan bangsa adalah bagian intrinsik dari kepentingan agama.
“Hubungan antara Mesir dan Sudan dicirikan oleh kohesi dan harmoni, dan waktunya sudah matang untuk pemulihan hubungan Mesir dan Sudan yang kuat,” lanjutnya.
Pada 26 Desember, Gomaa mengumumkan bahwa dia setuju dengan mitranya dari Sudan untuk meluncurkan misi Bersama antara ulama Mesir dan Sudan.
Upaya Sudan untuk menghadapi IM tidak terbatas pada sisi agama saja. Kementerian Dalam Negeri Sudan mengumumkan pada 9 Desember pencabutan 3.000 kewarganegaraan Sudan yang sebelumnya diberikan Presiden Sudan Omar al Bashir terhadap anggota IM yang melarikan diri dari Mesir dan negara lain.
“Mereka yang kewarganegaraan Sudannya telah dicabut termasuk tokoh-tokoh IM di Mesir, pemimpin Gerakan Ennahda Tunisia Rashid al-Ghannouchi, dan anggota gerakan Hamas Palestina,” tulis surat kabar Emirati Al Ittihad. (Hanoum/Arrahmah.com)