NAIROBI (Arrahmah.com) – Membantu para pengungsi Somalia yang ditahan di kamp konsentrasi Kasarani Kenya, Muslim Kenya telah meluncurkan kampanye untuk menawarkan buka puasa bagi para pengungsi yang tak berdaya itu selama bulan suci Ramadhan ini.
“Kami telah mampu menyediakan makanan untuk sekitar 50 orang setiap hari. Ini termasuk menyediakan makanan sahur bagi ummat Islam dan akan terus berlanjut selama bulan suci ini, Insya Allah,” Najda Khan, seorang aktivis hak asasi manusia dan pendiri kampanye iftar Kasarani, mengatakan kepada Somalia Current pada Senin, (9/7/2014).
“Kami telah memberikan para wanita satu set pakaian bersih, serta handuk bersih. Banyak yang memerlukan obat-obatan dasar misalnya pembunuh rasa sakit. Ada juga seorang tahanan yang menderita asma dan memerlukan pompa, anak-anak membutuhkan sirup batuk dll.“
Ditahan selama berbulan-bulan di kamp Ksarani, yang terletak di ibukota Nairobi, ratusan pengungsi Muslim Somalia menderita akibat penelantaran dan ditolak hak-hak hukum mereka.
Bertajuk # Kasaraniiftar, kampanye Ramadhan ini bertujuan untuk mengungkapkan siksaan yang dialami oleh para tahanan Somalia di kamp konsentrasi.
Penyelenggara kampanye iftar ini mendesak Muslim Kenya untuk menyumbangkan makanan yang sedang terhambat oleh pasukan keamanan.
“Muslim membentuk persentase besar dari penduduk di Kenya dan mereka mampu mengajak jutaan orang terutama selama bulan suci Ramadhan untuk menyediakan buka puasa kepada saudara dan saudari kita yang ditahan di Kasarani,” kata Khan.
Sejak April lalu, sedikitnya 4.000 pengungsi Somalia telah ditahan di kamp Kasarani. Sekitar 300 dari mereka dideportasi ke Somalia selama operasi keamanan Eastleigh oleh pasukan keamanan Kenya.
Keluarga para tahanan telah mengeluh tentang kurangnya perhatian dari kedutaan Somalia di Kenya atas situasi para pengungsi.
Kedutaan Somalia juga dituduh tidak “bekerja sama” dengan kerabat dan pemerintah Kenya untuk membebaskan para tahanan.
“Mengapa orang-orang yang memiliki kewarganegaraan duduk di sel selama berbulan-bulan, mereka tidak memiliki kedutaan untuk memperjuangkan hak-hak mereka,” kata Khan kepada radio Dalsan.
“Keluhan dari keluarga tahanan adalah bahwa tidak ada dukungan yang cukup dari pemerintah masing-masing.”
Mendapatkan kecaman sengit terkait masalah ini, Duta Besar Somalia di Kenya Muhammad Ali Nur mengatakan bahwa: “kedutaan telah berhasil membebaskan 25 pengungsi Somalia dari pusat-pusat penjara yang berbeda termasuk Kasarani“.
Dengan menekankan terhadap pembebasan tahanan Somalia, penyelenggara kampanye berbuka puasa telah menyerukan ummat Islam untuk memboikot iftar yang akan diselenggarakan oleh Presiden Kenya Uhuru Kenyatta sebagai protes terhadap penahanan mereka.
“Muslim telah menderita dan pemimpin kita tidak berbicara, kehadiran mereka untuk berbuka puasa ini merupakan indikasi yang jelas dari penerimaan mereka terhadap penderitaan kita. #boycottstatehouseiftar,” kata Khan.
Muslim Kenya telah merasakan penghapusan hak-hak mereka setelah negara mereka terlibat dalam apa yang disebut perang melawan “terorisme” di Afrika Timur.
Didukung oleh Inggris dan AS, polisi anti–teror Kenya telah dituduh menargetkan Muslim yang tidak bersalah dengan penangkapan sewenang-wenang dan penculikan.
(ameera/arrahmah.com)