ALGIER (Arrahmah.com) – Departemen Komunikasi Aljazair pada Sabtu (18/5/2013) malam melarang penerbitan edisi Ahad untuk koran Jaridati dan koran Mon Journal karena memberitakan penurunan kesehatan Presiden Abdelaziz Bouteflika yang menjalani pengobatan di Perancis sejak 27 April, laporan redaksi dua koran itu kepada AFP.
Hisyam Aboud, kepala dewan redaksi kedua koran itu mengatakan kepada AFP melalui sambungan satelit, “Departemen Komunikasi meminta kepada kami untuk menghilangkan berita dua halaman tentang menurunnya kondisi kesehatan Presiden Abdelaziz Bouteflika. Setelah kami menolak tunduk kepada pengawasan itu, Departemen Komunikasi memerintahkan kepaa Percetakan Nasional untuk tidak mencetak dua koran kami.”
Hisham Aboud adalah mantan perwira tentara yang kembali ke Aljazair dari tempat pembuangannya di Perancis pada 2011. Hisham menjadi pemimpin dua koran oposisi, Jaridati yang berbahasa Arab dan Mon Journal yang berbahasa Perancis.
Aboud menambahkan bahwa berita kedua korannya yang dilarang itu menyebutkan Presiden Abdelaziz Bouteflika keluar dari rumah sakit Perancis, Val-de-Grace, pada Rabu (15/5/2013) pagi dan kembali ke Aljazair dalam keadaan koma, berdasar sejumlah sumber dari pejabat penting Aljazair dan medis Perancis.
Aboud menyatakan pemerintah Aljazair seharusnya bisa menyangkal beritanya dengan membuat pernyataan resmi atau menampilkan foto Presiden Abdelaziz Bouteflika. Sensor terhadap berita kedua koran tersebut menurutnya tidak harus terjadi. Namun pemerintah Aljazair bersikeras bahwa pemuatan kedua berita itu tindakan yang “merusak keamanan negara”.
Presiden Abdelaziz Bouteflika selama beberapa tahun terakhir mengalami penurunan kesehatan. Pada 27 April 2013 lalu ia dirawat di rumah sakit Perancis karena mengalami “stroke ringan”. Presiden sekuler itu adalah sekutu utama Amerika, Perancis dan Barat dalam memerangi upaya penerapan syariat Islam di Aljazair. (muhibalmajdi/arrahmah.com)