JAKARTA (Arrahmah.com) – Berita dua orang mujahid asal Indonesia, bersama tiga orang mujahid lainnya ditangkap oleh pihak keamanan Filipina, Rabu (4/1) ternyata palsu. Palsunya berita tersebut didapat Arrahmah.com dari sebuah sumber yang bisa dipercaya. Propaganda murahan dengan menyebarkan berita palsu seperti ini biasa terjadi dalam sengitnya konfrontasi jihad global antara mujahidin dengan musuh-musuhnya. Waspadalah!
Mujahidin ditangkap, berita palsu
Sebuah berita palsu dilansir media-media asing, termasuk arabnews, Rabu (4/1), terkait penangkapan lima orang mujahid di sebuah pulau terpencil di Filipina Selatan. Dari lima orang mujahid tersebut, dua orangnya dikabarkan sebagai mujahid asal Indonesia.
Kelima mujahid yang disinyalir anggota JI itu diduga adalah penghubung antara mujahidin Filipina dengan pemodal luar negeri yang potensial dan pelatih militer jaringan Al Qaeda. Kelima mujahid itu dipimpin oleh seorang insinyur terlatih, Zulkifli bin Hir, salah seorang tokoh kunci kelompok jihad di Asia Tenggara.
Washington menawarkan hadiah 5 juta US dollar untuk Zulkifli bin Hir alias Marwan.
“Mereka tampaknya secara aktif bergerak di sekitar Sulu,” kata komandan militer Letjen Raymundo Ferrer seperti dikutip dari situs arabnews, Rabu (04/01).
Propaganda dalam jihad global
Ternyata, kabar berita tersebut adalah palsu. Kepastian palsunya berita tersebut disampaikan oleh sumber Arrahmah.com yang bisa dipercaya. Adapun maksud dan tujuan dari disebarluaskannya berita palsu tersebut tentunya untuk sebuah propaganda menyesatkan dan melemahkan mujahidin.
Dalam berita palsu tersebut, Ferrer juga mengatakan mujahidin lain yang berhasil ditangkap adalah Abdullah Ali alias Muawiyah, dan dua orang yang diduga warga negara Indonesia yang diketahui bernama Qayim dan Sa’ad, serta seorang yang di duga warga negara Malaysia bernama Amin Baco alias Abu Jihad.
Demikianlah klarifikasi berita palsu tentang ditangkapnya dua orang mujahidin asal Indonesia di Filipina pada Rabu (4/1) lalu. Sungguh, benar yang diungkapkan oleh Syekhul Jihad, Syekh Abdullah Azzam, bahwa salah satu tugas berat media jihad selain membela jihad dan mujahidin adalah mengeluarkan rilisan dalam bentuk yang paling baik dalam melawan serangan media yang dikampanyekan.
Wallahu’alam bis showab!
(M Fachry/arrahmah.com)