KARABAKH (Arrahmah.com) – Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengumumkan pada Rabu (7/10/2020) bahwa angkatan bersenjatanya telah meraih kemajuan baru di wilayah Karabakh.
Menurut akun Twitter resmi Kementerian Pertahanan Azerbaijan, angkatan bersenjatanya merebut desa Shaybey, yang terletak di dalam wilayah strategis Jabrayil di Karabakh.
Kementerian Pertahanan Azerbaijan merilis video yang sesuai dengan laporan penangkapan desa pada hari Rabu.
Pengumuman oleh Kementerian Pertahanan Azerbaijan ini datang hanya beberapa jam setelah pasukan Armenia mengklaim bahwa mereka berhasil menghalau upaya sebelumnya di daerah Jabrayil.
https://twitter.com/i/status/1313814656713142272
Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, mengungkap jika pasukan Azerbaijan telah berhasil merebut sejumlah desa di wilayah Nagorno-Karabakh dari pendudukan tentara Armenia. Lewat akun Twitter pribadinya, Aliyev memastikan ada tujuh desa di tiga distrik, yang berhasil dikuasai oleh pasukan Azerbaijan.
“Hari ini, Pasukan #Azerbaijan telah membebaskan desa Talish distrk Terter, Mehdili, Chaxirli, Ashagi Maralyan, Sheybey dan Guyjag distrik Jabrayil, dan Ashagi Abdurrahmanli distruk Fizuli #Karabakh adalah #Azerbaijan!” bunyi pernyaataan Aliyev, seperti dilansir VIVA.
Tak hanya tujuh desa yang berhasil direbut pasukan Azerbaijan. Aliyev juga mengumumkan pasukan Azerbaijan telah berhasil mengambil alih kota Madagiz. Bendera Azerbaijan kembali berkibar di kota Madagiz, yang oleh Republik Artsakh namanya sempat diganti menjadi Sugovushan, Sabtu 3 Oktober 2020.
Fakta lain yang membuktikan jika pasukan Armenia sudah sangat terdesak adalah kedatangan Perdana Menteri Nikol Pashinyan ke Nagorno-Karabakh, untuk bertemu langsung dengan Presiden Republik Artsakh, Arayik Harutyunyan, dan Panglima Pasukan Pertahanan Artsakh, Mayor Jenderal Jalal Harutyunyan.
Pertemuan itu membahas kondisi pasukan gabungan militer Armenia dan Artsakh di garis depan. Pihak Armenia mengklaim, rapat tertutup antara pejabat tinggi politik dan militer Armenia-Artsakh adalah untuk menyiapkan rencana serangan balasan terhadap pasukan Azerbaijan.
Posisi Armenia yang semakin terdesak ternyata tak membuat Rusia mau campur tangan. Meskipun Rusia adalah sekutu terbesar Armenia, Negeri Beruang Merah sepertinya enggan memberikan dukungannya dalam perang melawan pasukan Azerbaijan. Padahal, Armenia dan Rusia terikat dalam Pakta Pertahanan Keamanan Bersama (CSTO).
Presiden Vladimir Putin menegaskan, Rusia sama sekali tidak memiliki kewajiban membantu Armenia. Pasalnya, Armenia terlibat perang yang tidak berada dalam teritorialnya. Seperti yang diketahui, Nagorno-Karabakh bukan bagian dari teritorial Armenia meskipun penduduk mayoritasnya adalah etnis Armenia.
“Rusia tidak memiliki kewajiban untuk membela Armenia. Karena, konfliknya dengan Azerbaijan tidak terjadi di wilayah Armenia,” ucap Putin dilansir Daily Sabah.
(haninmazaya/arrahmah.com)