(Arrahmah.com) – “FPI adalah bagian dari umat islam., mereka yang mengganggu FPI, berarti mengganggu umat islam.,, Umat islam tidak ada menyerang, namun diserang duluan!
“.. Demikian yang ditekankan Ketua DPW FPI Pontianak, Ust. Ali Al Muntahar di tempat kediamannya.. Hal tersebut bukanlah sekedar ucapan belaka, ini dibuktikan dengan berkumpulnya ribuan umat muslim dari berbagai penjuru kota tanpa dikomando, untuk bergabung dengan barisan FPI saat mendengar bahwa akan ada penyerangan ke markas FPI dari mahasiswa dayak yang ditunggangi oknum aktivis dayak. “Siapa yang memanggil orang-orang itu? Bukan FPI! Bukan! tetapi Allah! Jadi ini bukan masalah FPI lagi, namun masalah umat muslim! mereka merazia perempuan yang memakai jilbab dengan menodong menggunakan tombak dan mandai, serta melempari rumah-rumah ibadah umat islam dengan batu, ini memerangi islam! umat islam tidak akan mundur kalau sudah begini!” terangnya.
Mengenai hal itu, salah satu tokoh masyarakat muslim yang kebetulan berada di samping beliau berkata, “Sholat sudah, Zakat sudah, Puasa sudah, Naik Haji sudah… jihadnya manaaa???” katanya untuk memotivasi umat islam Pontianak untuk berjihad mempertahankan nyawa dan agama. Hal senada juga diucapkan oleh Habib Rizieq dalam smsnya, “Katakan pada mereka (oknum dayak), Awak Datang Kamek Sambot, Awak Jual Kamek Beli”.
Meskipun begitu, masyarakat muslim tetap menawarkan dibukanya dialog, “Kami meminta Cornelis selaku ketua DAD Kalbar bukan selaku gubernur untuk hadir, Ibharim Banson, Pak Barnabas Simin, Yakobus Kumis, Yusuf Undun, David undun, Drs. Hanis Rafael, Seluruh sultan di Kalimantan Barat, serta elemen umat muslim yang hadir dalam pertemuan sebelumnya, yakni FUI, FKUB, dsb.. untuk duduk kembali merundingkan permasalahan ini” tegasnya.
Sholat Jum’at Seperti Perang
Masyarakat muslim di daerah Ambawang, yang berdekatan dengan komunitas Dayak. Melakukan sholat Jum’at secara bergantian, sebagian berjaga-jaga ketika sebagian yang lain sedang melaksanakan sholat Jum’at. Khotbah yang disampaikan pun sengaja dipersingkat. Mengenai hal itu dia menjawab, “pernah kejadian di Ambawang, kita sholat jum’at, dia (dayak) pergi membakar.. ini bukan untuk mengompori umat islam.. namun kami hanya mengantisipasi.. jangan lengah, satukan barisan…”
Aparat Diminta Tegas
“Mari pihak kapolda, harus independen, dan benar-benar menegakkan hukum. Haq ya haq, batil ya batil! sampai sekarang saja, kejadian pembakaran di daerah ambawang oleh masyarakat dayak belum diusut tuntas” terang beliau. Sebelumnya dia juga kecewa terhadap sikap aparat yang terlihat membiarkan bentrok yang terjadi di Jl. Veteran, “saat itu orang-orang dayak sudah menyerang kaum muslimin, kita mundur, aparat mendiamkan.. namun ketika bala bantuan datang dari arah belakang kami, orang-orang dayak pada berlarian, saat dikejar oleh kaum muslimin, aparat baru menembakkan tembakan peringatan agar kami berhenti, ada apa ini!?” tuturnya..
Ini hanya perbuatan segelintir masyarakat Dayak
Mengenai berita yang beredar luas di masyarakat, maka FPI Pontianak mengklarifikasi bahwa aksi masyarakat dayak kemarin tidak mewakili masyarakat dayak secara sepenuhnya. ” Ada Drs. Hanis Rafael yang merupakan tokoh adat dayak yang sangat dihormati, dia justru menolak dengan aksi-aksi seperti ini. Dia sangat menyesalkan hal ini bisa terjadi. Jelas ini adalah perbuatan oknum, bukan masyarakat dayak secara keseluruhan. Selama 10 tahun FPI ada di Pontianak ini, kami bersama umat muslim tidak pernah mengganggu acara Gawai Dayak, tidak pernah mengganggu kegiatan mereka. Ada oknum yang sengaja memanfaatkan, dan kedatangan Habib Rizieq mempunyai nilai jual untuk itu” terang Ust. Ali Muntahar
Berhasil Direbut, Pontianak Kondusif
Pada kamis sore, ketika blokade polisi dibuka. Masyarakat muslim lalu bergerak dan sweeping mencari oknum-oknum dayak yang mengganggu kaum muslimin. Hal itu dilakukan hingga ke pusat konsentrasi massa dayak dirumah betang. Dalam aksi itu, dua orang pengacau dikabarkan terluka dan seorangnya lagi kritis. Bahkan ratusan para pengacau tersebut yang sempat meneror kaum muslimin di jalanan pada pergi keluar kota. Dan dipastikan bahwa dari pihak kaum muslimin hanya ada satu orang yang terluka ringan karena terjatuh. Spanduk yang bertuliskan kalimat provokasi yang sebelumnya diarak oleh ratusan oknum dayak, kini berada ditangan kaum muslimin.
Allahu Akbar!
by:
Unknown Mujahid