MOGADISHU (Arrahmah.com) – Pemerintah Somalia yang didukung PBB dan Barat semakin lemah, beberapa waktu terakhir, presiden munafik Somalia, Sharif Ahmed melakukan safari ke berbagai negara untuk merengek bantuan tentara untuk mendukung pemerintahannya.
Minggu (19/12/2010), dua kelompok bersenjata yang melakukan perlawanan dan perjuangan di Somalia, Al-Shabaab dan Hizbul Islam mengumumkan bahwa mereka menggabungkan diri dan berjuang bersama-sama untuk mencapai tujuan.
“Kedua kelompok saling berbagi amunisi, klinik lapangan dan bertempur bersama,” ujar Sheik Mohamed Osman Arus, kepala Operasi Hizbul Islam. “Namun memiliki kepemimpinan yang satu berarti adalah akhir dari pemerintahan boneka dan anjing-anjing Afrika,” ujarnya mengacu kepada 8.000 tentara Uni Afrika di Mogadishu.
Pemerintah boneka Somalia sepertinya menganggap remeh penggabungan dua kelompok besar ini dengan mengatakan penggabungan tersebut memberi kesempatan kepada mereka.
“Ini akan lebih mudah bagi pemerintah untuk memerangi satu kelompok bukan pertempuran dua pihak yang berbeda,” ujar Abdirahim Isse Adow, direktur radio pemerintah.
Sekitar 22 petinggi Hizbul Islam bertemu di Mogadishu pada hari Jumat dan Sabtu lalu dan memutuskan bergabung dengan Al-Shabaab.
Jika orang-orang dalam pemerintahan boneka meremehkan aliansi ini, lain halnya dengan para Mujahidin, Mujahidin menyatakan, penggabungan berarti akan lebih banyak serangan untuk murtadin. (haninmazaya/arrahmah.com)