TUNIS (Arrahmah.com) – Seorang musisi Tunisia yang berkolaborasi dengan penyanyi “Israel” dalam sebuah lagu yang mempromosikan toleransi beragama antara Muslim dan Yahudi diancam akan dibunuh dan dipecat dari pekerjaannya.
Lagu “Peace Between Neighbours” yang dibawakan Ziv Yehezkel (Yahudi “Israel”) dan musisi Tunisia Noamane Chaari ini dirilis pekan lalu. Kolaborasi tersebut dibuat untuk memajukan dialog Arab-‘Israel’ di wilayah tersebut.
Meskipun ia bekerja sebagai musisi di Tunisia, Chaari tidak memiliki banyak penggemar dan jarang tampil hingga kasus kontroversi tersebut.
“Secara pribadi, saya tidak percaya ada yang namanya ‘normalisasi’. Hubungan antara manusia sudah normal,” kata Chaari kepada penyiar radio terkenal Tunisia Hadi a Za’im, dilansir Times of Israel (28/12/2020)
Lagu kontroversial ini ditulis oleh seorang artis Yaman yang ingin dirahasiakan dirinya demi keselamatannya.
“Dia menyembunyikan namanya karena dia tahu kepalanya akan menggelinding jika diketahui dia adalah penyairnya. Jadi bagaimana dengan kepala pria yang menyanyikannya?” ungkap a Za’im memberi tahu Chaari.
Kontroversi seputar lagu tersebut dengan cepat menjadi isu nasional, dengan banyak reaksi negatif dari netizen yang ingin memberikan “pelajaran” pada Chaari.
Perdana Menteri Tunisia, Hichem Mechichi, mengatakan awal bulan ini bahwa negara tersebut tidak memiliki rencana untuk mengakui dan melakukan hubungan dengan “Israel”.
Presiden negara itu, Kais Saied, terkenal karena pandangan garis kerasnya tentang normalisasi, menyebut membangun hubungan terbuka dengan “Israel” sebagai pengkhianatan dalam pernyataan tahun 2019.
Dalam penampilan TV, setelah lagu tersebut dirilis, Chaari membantah bahwa lagu tersebut menyerukan perdamaian antara “Israel” dan Dunia Arab. Sebaliknya, Chari bermaksud mempromosikan perdamaian “antara Muslim dan Yahudi.”
“Saya tidak pernah mengkhianati perjuangan Palestina … Saya ingin melakukan proyek tentang perdamaian antar agama, dan yang terpenting, perdamaian antara Muslim dan Yahudi, yang telah terpecah karena kebijakan Israel,” klaimChaari.
“Saya memilih [Yehezkel] karena dia menentang sistem, mencintai Palestina, dan memiliki keturunan Irak,” lanjutnya. (Hanoum/Arrahmah.com)