PARIS (Arrahmah.com) – Prancis pada Rabu (13/1/2021) mengatakan telah membawa pulang tujuh anak berkewarganegaraan Prancis yang diduga “ekstrimis: dari timur laut Suriah, melanjutkan proses repatriasi yang dimulai setelah penggulingan ISIS.
Anak-anak, berusia antara dua dan 11 tahun dan “sangat rentan,” diserahkan kepada otoritas peradilan dan dirawat oleh layanan sosial, kata kementerian luar negeri.
Mereka telah tinggal di kamp Roj dan Al-Hol yang dikelola Kurdi, tempat ribuan kerabat pejuang dan simpatisan Daesh ditahan sejak kekalahan ISIS tahun 2019 di Suriah, sumber Kurdi di wilayah tersebut mengatakan kepada AFP.
Prancis sejauh ini telah memulangkan 35 anak, banyak dari mereka adalah yatim piatu.
Kelompok hak asasi telah menekan pemerintah Eropa untuk mengizinkan anak-anak kembali dari kamp-kamp yang padat untuk tinggal bersama kerabat.
Pejabat Kurdi juga menekan negara-negara untuk mengambil kembali warganya, memperingatkan bahwa mereka tidak memiliki sumber daya untuk menjaga tahanan tanpa batas waktu.
Prancis bersikeras pihaknya hanya akan menerima kembali anak-anak, namun tidak dengan kaum wanita dengan alasan agar mereka menerima peradilan setempat bersama dengan suami mereka.
Tetapi banyak wanita menolak untuk dipisahkan dari anak-anak mereka. (Althaf/arrahmah.com)