WASHINGTON (Arrahmah.com) – Pentagon dilaporkan akan menempatkan empat pembom berat B-52 di Timur Tengah sebagai tanggapan atas apa yang Gedung Putih sebut sebagai rencana serangan Iran terhadap Amerika atau sekutu AS di wilayah tersebut, lapor RT, Selasa (7/5/2019).
Dua dari pesawat tempur akan meninggalkan pangkalan Angkatan Udara Barksdale di Louisiana ke Qatar pada Selasa, di mana dua lainnya akan bergabung dengan mereka beberapa waktu dalam beberapa minggu mendatang, sumber Pentagon yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada CBS. Mereka akan ditempatkan di markas Komando Pusat AS di Pangkalan Udara al-Udeid dekat Doha.
Langkah ini dilakukan setelah USS Abraham Lincoln Carrier Strike Group berlayar ke Teluk Persia pada Senin (6/5).
Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, John Bolton, mengumumkan kedua penyebaran ini selama akhir pekan, mengklaim mereka adalah tanggapan terhadap “sejumlah indikasi dan peringatan yang mengganggu dan meningkat” terkait dengan serangan Iran.
“Washington ingin mengirim pesan yang jelas dan tepat kepada rezim Iran bahwa setiap serangan terhadap kepentingan Amerika Serikat atau terhadap sekutu kita akan ditanggapi dengan kekuatan yang tak henti-hentinya,” ujar Bolton.
Meskipun Bolton hampir tidak memberikan rincian tentang ancaman itu, laporan menunjukkan bahwa informasi intelijen itu datang dari Mossad ‘Israel’.
Sementara itu, seorang pejabat Pentagon mengatakan kepada New York Times pada Minggu (5/5) bahwa ia tidak mengetahui adanya rencana serangan.
Dalam tweet mengejek, Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif mengecam penyebaran, menunjukkan bahwa pergerakan kapal memang telah diumumkan minggu lalu.
“Jika AS dan klien tidak merasa aman, itu karena mereka dibenci oleh orang-orang di wilayah ini – menyalahkan Iran tidak akan membalikkan fakta tersebut,” kata Zarif.
The #B_Team is at it again: From announcements of naval movements (that actually occurred last month) to dire warnings about so-called “Iranian threats”.
If US and clients don't feel safe, it's because they're despised by the people of the region— blaming Iran won’t reverse that. pic.twitter.com/AZmHbJKOch— Javad Zarif (@JZarif) May 7, 2019
(Althaf/arrahmah.com)