RAKHINE (Arrahmah.com) – Polisi Penjaga Perbatasan Myanmar (BGP) telah memburu seorang pria Rohingya karena telah berbicara dengan Pejabat PBB dan Diplomat Asing saat mereka berkunjung ke Maungdaw pada Senin (2/10/2017), ungkap beberapa sumber, sebagaimana dilansir RB News.
Pejabat PBB dan Diplomat itu mengunjungi desa PanTawPyin (yang biasa disebut Nol Boinna), satu dari beberapa desa Rohingya yang tidak terbakar, di selatan Maungdaw, dalam dua kelompok: satu sekitar 12:30 dan satu lagi pukul 13:00.
Pihak berwenang meminta kelompok diplomat bertemu dengan beberapa penduduk desa yang telah dipaksa dan diinstruksikan sebelumnya (oleh pihak berwenang) mengenai apa yang harus dikatakan kepada mereka (yaitu para diplomat).
“Pihak berwenang menyuruh kelompok diplomat itu bertemu dengan warga desa, yang bernama Anwar, serta timnya yang telah dipaksa sebelumnya untuk mengatakan yang baik-baik tentang pemerintah, contohnya ‘orang-orang di desa ini dapat hidup dengan damai’; pemerintah menjaga kami, mereka selalu datang dan membantu kami’. Tidak ada pilihan bagi mereka kecuali mengikuti perintah pemerintah, karena pihak berwenang selalu mengiringi para diplomat itu. Itu bukan kunjungan bebas, namun direncanakan dan diawasi ketat,” kata seorang penduduk desa setempat kepada RB News.
Ketika para diplomat itu berbicara kepada penduduk desa yang dipimpin oleh penanggung jawab desa tersebut, seorang pria Rohingya setempat berbicara dalam bahasa Inggris dan menjelaskan situasi sebenarnya tentang Rohingya di lapangan. Dia dengan jelas menjelaskan bagaimana angkatan bersenjata Myanmar dan ekstremis Rakhine membakar rumahnya juga.
Tak lama setelah para diplomat meninggalkan desa itu, Polisi melakukan operasi untuk memburunya. Tapi warga itu tahu bahwa dia akan ditangkap karena berbicara dengan para diplomat. Jadi, dia melarikan diri dari desa itu sebelum dia mau ditangkap, tutur penduduk desa.
Sekitar pukul 17:00, polisi mengirim 2 personel untuk membawa penanggung jawab desa PanTawPyin ke kamp untuk penyelidikan mengenai masalah tersebut.
Khawatir akan ada penyiksaan dan penangkapan, penanggung jawab desa tersebut segera melarikan diri setelah memberikan kesan kepada 2 polisi itu bahwa dia akan menyusul mereka.
(ameera/arrahmah.com)