SOLO (Arrahmah.com) – Menjadi ahli tauhid adalah cita-cita setiap Muslim karena inilah inti penciptaan manusia di dunia ini. Namun, jalan ini bukanlah ringan tanpa aral di tengah jalan hingga Allah mengetahui siapakah yang tumbang dan yang lulus hingga bertemu Rabbnya.
Sejarah menunjukkan bahwa ahli tauhid sejak dahulu selalu menghadapi ujian dan cobaan yang berat. Kisah-kisah dalam Al-Qur’an, seperti ashabul kahfi, ashabul Ukhdud dan lainnya merupakan contoh yang abadi bagi kita. Hal inilah yang ditegaskan oleh Ustad Abu Rusydan dalam bedah buku Menjadi Ahli Tauhid di Akhir Zaman, Ahad 17/2 di masjid Al Hidayah Perum Klodran Indah (Solo Utara).
“Untuk menjadi Ahlut Tauhid di akhir zaman ini memang berat. Ia harus siap menghadapi risiko dan harus siap bersusah-payah dalam rangka tegaknya tauhid,” kata beliau.
Untuk itu, siapa yang ingin menjadi ahli tauhid haris siap menanggung risiko untuk mencapai kemenangan yang sesungguhnya.
“Konsekuensi menjadi ahli tauhid akhir zaman ia harus siap menanggung risiko dan harus siap bersusah-payah seperti seorang pedagang yang ingin sukses,” ujarnya.
Salah satu jawaban Ustadz Abu Rusydan yang patut diperhatikan oleh setiap muslim yang berupaya menjadi ahli tauhid di akhir zaman ialah penentuan sikap ketika menghadapi kondisi terpaksa (halatu ikrah). Dia menjelaskan bahwa kondisi terpaksa dalam hubungannya dengan keselamatan tauhid atau keislaman seseorang terbagi menjadi dua.
Pertama, dalam kondisi penyiksaan yang bisa menyebabkan kehilangan nyawa. Maka dalam kasus ini seseorang boleh mengatakan sesuatu yang dalam kondisi umum menyebabkannya keluar dari syahadatnya. Beliau mengangkat peristiwa Ammar bin Yasir ketika disiksa oleh Tuannya.
Kedua, bila risikonya hanyalah kehilangan pekerjaan atau sejenisnya, maka ini tidak bisa menjadi alasan untuk melakukan atau
mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan tauhid. Salah satu contoh yang beliau angkat adalah profesi guru PNS, bila ia mengajarkan aturan yang bertentangan dengan hukum Allah, maka mestinya ia meninggalkannya. Sebab, pekerjaan dan gajinya tidak halal. Allah Mahakaya untuk memberikan rezeki kepada hamba-hamba-Nya.
Di akhir acara bedah buku ini beliau memberikan solusi apa yang harus dilakukan ahlut tauhid yang hidup di bawah thaghut. Ada 3 pilihan yang harus dilakukan oleh ahlut tauhid. “Tiga pilihan itu adalah pertama jihad, kedua dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar, ketiga sabar di dalam menjalankannya,” tandasnya. (bilal/an-najah.net/arrahmah.com)