(Arrahmah.com) – Pada 1908 dan 1973, dilakukan analisa kimiawi dan membuktikan bahwa air zamzam memang bebas dari kuman dan polutan. Air ini dianggap sebagai mineral dengan kandungan 2000 mg/liter.
Penelitian lain juga mengatakan bahwa air zamzam berbeda dengan air lainnya dalam banyak hal: Tidak berjamur dan tidak berubah warna, rasa, atau bau.
Pertumbuhan biologis dan vegetasi biasanya terjadi di sebagian besar sumur. Hal ini membuat air menjadi tidak enak karena pertumbuhan alga yang menyebabkan perubahan rasa dan bau. Namun di sumur air zamzam tidak ditemukan tanda-tanda pertumbuhan biologis.
Fakta sains di atas membuka mata kita mengenai air zamzam. Tak kalah penting penelitian dari Masaru Emoto juga menjadi suatu yang unik bagaimana bentuk kristal zamzam dan penemuan sains olehnya.
Mengacu pada Masaru Emoto dalam naskah projek Miracle of Water yang di supervisi oleh Wafa Mansour Frigui, kualitas/kemurnian air zamzam tidak akan ditemukan di tempat lain di dalam air manapun di muka bumi ini.
Masaru mendapat kristal berbentuk unik. Sesuai namanya, zamzam yang terdiri dari dua kata. Zamzam berbentuk dua kristal.
Ia menggunakan teknologi NANO dan banyak meneluti tentang air zamzam. Masaru menemukan bahwa jika satu tetes air zamzam bercampur dengan 1000 tetes air biasa, maka air biasa akan mendapat kualitas yang sama seperti air zamzam.
Pada beberapa pengujian, Masaru menemukan bahwa kualitas atau kandungan air zamzam tidak dapat diubah. Serta, meskipun didaur ulang, air zamzam akan tetap murni tanpa perubahan.
Pada buku itu juga menjelaskan dari analisis anion dan kation air zam zam mengandung: Kadar kalsium (Ca), fluorida (F), natrium (Na), klorida (Cl), sulfat (SO4), nitrat (NO3), magnesium (Mg) dan kalium (K) yang tinggi.
Kecuali fluorida, semua mineral yang disebutkan ditemukan dalam konsentrasi yang lebih tinggi dalam air zamzam dibandingkan dengan air minum lainnya.
Unsur antimon (Sb), berilium (Be), bismut (Bi), brom (Br), kobalt (Co), yodium (I), dan molibdenum (Mo) kurang dari 0,01 ppm. Hanya jejak kromium, mangan, dan titanium yang ditemukan dalam air zamzam.
Perbandingan air zamzam dan air mineral juga dilakukan oleh Nayab et al. Studi tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa air zamzam memiliki profil mineral esensial yang kaya; TDS berada dalam kisaran yang dapat diterima (berkisar hingga 1000 mg/L).
Air zamzam juga memiliki daya hantar listrik yang lebih tinggi (1390 μS/cm) dibandingkan dengan air mineral (235 μS/cm).
Metode Masaru Emoto, menurut laman Flaska, didasarkan pada prinsip pembekuan berbagai sampel air 0,5 ml. Kemudian, potongan-potongan kecil es diekstraksi dari sampel dan digunakan sebagai apa yang disebut “benih” dari bentuk berdasarkan kesimpulan Masaru tentang kualitas es.
Air dengan struktur internal yang hancur (karena pengaruh mekanis, kimiawi, atau getaran) tidak membentuk kristal atau membentuk kristal dengan bentuk yang tidak beraturan. Mata air biasanya membentuk kristal heksagonal.
Masaru telah menulis beberapa buku di antaranya yang paling terkenal adalah Messages From Water. Dalam buku ini, berbagai perairan di seluruh dunia menampahkan wajahnya masing-masing melalui foto kristalnya. Buku ini juga menyebutkan bahwa tidak ada dua perairan di dunia ini yang sepenuhnya identik.
Sumber: National Georaphic
(*/Arrahmah.com)