ZAHEDAN (Arrahmah.id) – Bentrokan hebat meletus di kota Zahedan di provinsi tenggara Sistan-Baluchestan Iran pada hari Jumat (30/9/2022) setelah massa yang marah menyerbu kantor polisi, yang menyebabkan baku tembak.
Insiden itu terjadi setelah shalat Jumat di kantor polisi 16 di Jalan Razi di Zahedan barat, beberapa blok dari sebuah masjid yang ada di daerah itu, ungkap laporan media setempat.
Setidaknya dua orang tewas dan puluhan lainnya cedera, tetapi jumlah pasti masih belum jelas. Para korban luka telah dilarikan ke rumah sakit untuk dirawat.
Video yang beredar di media sosial menunjukkan adegan berdarah orang-orang yang terluka dibawa pergi di tengah kepulan asap dan suara tembakan yang menjadi latar belakangnya.
Media pemerintah mengatakan orang-orang bersenjata tak dikenal melepaskan tembakan dan melemparkan bom molotov ke kantor polisi, yang menyebabkan baku tembak sengit.
Namun, laporan lain mengatakan para penyerang tidak bersenjata, tetapi melempari batu ke arah polisi yang merespons dengan tembakan langsung.
Kemudian, pengunjuk rasa yang marah membakar properti umum, bank dan mobil polisi di seluruh kota, ungkap saksi mata.
Ketegangan meningkat dalam beberapa hari terakhir di provinsi mayoritas Sunni yang berbatasan dengan Pakistan atas kematian seorang wanita muda Iran, Mahsa Amini, dalam tahanan polisi.
Namun, laporan media juga menunjukkan kasus lain di provinsi itu yang memperparah situasi, yakni kasus dugaan pelecehan seksual terhadap seorang gadis berusia 15 tahun oleh seorang petugas polisi di kota pelabuhan tetangga, Chabahar.
Insiden tersebut, yang dilaporkan awal bulan ini, telah memicu kemarahan yang semakin meluas di provinsi perbatasan, di mana orang-orang menyerukan keadilan dan akuntabilitas.
Sementara itu, setelah insiden hari Jumat (30/9), ulama Sunni terkemuka di Zahedan, Maulvi Abdul Hamid, menyerukan perdamaian dan persatuan.
Dia juga mendesak pihak berwenang untuk menyelidiki apa yang dia sebut peristiwa “pahit dan tidak menguntungkan”. (rafa/arrahmah.id)