NYALA (Arrahmah.id) – Bentrokan antara kelompok Arab dan non-Arab di wilayah Darfur yang bergolak di Sudan telah menewaskan sedikitnya 11 orang, media pemerintah melaporkan pada Sabtu (24/12/2022).
Kekerasan meletus pada Rabu (21/12) sekitar 20 kilometer (12 mil) dari ibu kota negara bagian Darfur Selatan, Nyala, yang mengadu domba penggembala Arab dengan petani dari minoritas Daju dan kelompok etnis non-Arab lainnya, kata saksi mata.
Belum jelas apa yang memicu bentrokan itu.
“Sekelompok penggembala mengendarai unta dan kendaraan menyerang desa Amuri pada Jumat (23/12), meninggalkan lokasi yang terbakar dan empat orang tewas,” kata kantor berita resmi SUNA, menambahkan bahwa dua orang tewas antara Rabu dan Kamis.
Seorang lainnya tewas ketika pertempuran menyebar ke desa-desa terdekat, yang “sebagian terbakar” saat toko-toko dijarah, tambah kantor berita itu, mengutip pernyataan pemerintah.
Sedikitnya 20 orang dirawat di rumah sakit Nyala karena luka tembak, kata seorang sumber medis kepada AFP.
Pasukan keamanan dikirim ke daerah itu untuk menangani kekerasan lebih lanjut, kata SUNA.
Bentrokan etnis sering pecah di Darfur, wilayah luas seukuran Prancis yang dirusak oleh perang saudara sengit yang meletus pada 2003.
Konflik itu mengadu pemberontak etnis minoritas melawan pemerintahan presiden Omar al Bashir yang didominasi etnis Arab.
Sekitar 300.000 orang tewas dan 2,5 juta mengungsi, menurut PBB.
Sementara konflik telah mereda selama bertahun-tahun, kekerasan masih berkobar antara penggembala nomaden dan petani yang menetap karena akses ke air yang langka dan lahan penggembalaan.
Sudan masih bergulat dengan kudeta militer yang melumpuhkan yang dipimpin oleh panglima militer Abdel Fattah al-Burhan pada Oktober tahun lalu.
Kelompok sipil menandatangani kesepakatan awal dengan militer untuk mengakhiri krisis awal bulan ini tetapi menerima banyak kritik.
Konflik di daerah-daerah yang jauh di Sudan telah menewaskan sekitar 900 orang tahun ini dan membuat hampir 300.000 orang mengungsi, menurut sebuah laporan bulan ini oleh Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa. (zarahamala/arrahmah.id)