SANA’A (Arrahmah.com) – Lima orang dilaporkan tewas di ibukota Yaman, Sana’a dan dua lebih di selatan kota Aden saat pendemo terus menekan, menyeru mundurnya Presiden Saleh.
Sedikitnya lima orang tewas di ibukota saat kekuatan yang setia kepada para jenderal yang membelot dan tentara pro-pemerintah terlibat bentrok, lapor Al Jazeera.
Dua orang tewas pada Rabu (13/4/2011), di selatan kota Aden dalam bentrokan antara pasukan keamanan rezim Saleh dan pendemo anti-rezim, yang terus menekan agar Presiden Saleh mundur dari jabatannya.
Jenderal yang membelot, Ali Mohsen, yang juga masih kerabat Saleh yang kini bergabung dengan oposisi dan menggunakan unit militer untuk melindungi pengunjuk rasa di Sanaa, telah menyambut proposal mediasi oleh enam negara Dewan Kerjasama Teluk (GCC) untuk mengakhiri kerusuhan.
Namun pada Selasa (12/4), puluhan ribu warga Yaman melancarkan protes terhadap proposal tersebut, dengan mengatakan banyak yang ditawarkan Saleh sejak ia berkuasa pada tahun 1978.
Para pengunjuk rasa di Yaman telah berbulan-bulan menyerukan agar Saleh mundur karena kurangnya kebebasan di negara itu dan terus meningkatnya kemiskinan yang kian ekstrim. Sampai dengan 100 orang telah tewas dalam kerusuhan, belum ada tanda-tanda Saleh akan mundur.
Usulan mediasi meminta Saleh untuk mentransfer kekuasaan kepada wakilnya, tetapi tidak memberikan kerangka waktu khusus baginya untuk meninggalkan kantor.
Ini juga mencakup kekebalan dari penuntutan untuk Saleh dan keluarganya.
“Inisiatif ini tidak secara jelas menyebutkan kepergian segera untuk kepala rezim dan tidak menyentuh nasib kerabatnya yang menjabat posisi petinggi militer dan agen keamanan yang terus membunuh para pengunjuk rasa damai,” ujar Aliansi Sipil anti-pemerintah, Youth Revolution dalam sebuah pernyataan.
Aliansi yang meliputi 30 kelompok pemuda, mengatakan proposal GCC merupakan upaya untuk membatalkan revolusi. (haninmazaya/arrahmah.com)