SAMPANG (Arrahmah.com) – Bentrokan fisik kembali terjadi antara kaum Muslimin Sunni dengan pengikutsekte sesat syiah di Desa, Nangkernang, Sampang, Madura. Sedikitnya, satu orang tewas dan lima orang luka-luka dari kelompok Syiah, Minggu (26/8/2012).
Lima korban lainnya menderita luka-luka. Masing-masing sebanyak empat orang dari kelompok Islam Syiah dan satu orang dari kaum Muslimin. Satu di antara empat orang korban penyerangan itu kritis.
Bentrokan pertama kali, Kamis (29/12/2011) ditengarai dipicu karena penganut Syiah melanggar perjanjian dan kesepakatan.
Sedangkan pada Minggunya (26/8) seperti dilansir detikcom, Kerusuhan itu sendiri dikabarkan bermula saat salah seorang masyarakat Sunni terkena bom bondet yang berisi gotri yang tertanam di areal pemukiman syiah.
Meledaknya bom itu membuat warga sekitar turut terprovokasi. Usai insiden itu, kerusuhan pun tak terhindarkan. Para pengikut Syiah dan warga serta kelompok tersebut yang beraliran Sunni terlibat perang terbuka. Saling berhadap-hadapan, mereka bertarung dengan pedang maupun celurit yang terhunus.
Karena kalah jumlah, pengikut Syiah kewalahan. Satu orang pengikut Syiah bernama Hamamah (50) tewas setelah usus perutnya terburai terbacok senjata tajam. Kerusuhan itu juga membawa korban 5 orang luka berat, sebagian besar dari kelompok Syiah. Para pengikut Sunni terus melakukan aksinya dengan membakar puluhan rumah milik pengikut Syiah
Sementara itu, Ketua MUI Jawa Timur Kiyai Abdush Shomad Buchori mengatakan belum bisa memberi keterangan terkait pemicu peristiwa tersebut sebenarnya, dikarenakan laporan belum diberikan kepadanya.
“Saya belum bisa berkomentar, sebab saya belum mendapatkan laporan tertulis dari sana (Sampang) dan belum kesana,”ujar Kiyai Buchori kepada arrahmah.com ,Minggu (26/8)
Lanjutnya, Ia meminta semua pihak untuk menahan diri untuk tidak saling serang.
“Semua pihak menahan diri dan segera diselesaikan, terutama pemerintah dan ulama, untuk segera bersama menyelesaikan,”tutupnya.
Saat ini, untuk mencegah bentrokan semakin meluas, satu kompi Brimob dan 120 anggota Dalmas Polres Sampang – Bawah Kendali Operasi (BKO) dari Polres Pamekasan dan Bangkalan diturunkan. (bilal/arrahmah.com)