AMBON (Arrahmah.com) – Bentrok antar warga Desa Negeri Lima dan Desa Seith di pesisir Pulau Ambon, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, kembali terjadi pada Kamis (31/7/2014). Bentrok terjadi di perbatasan kedua desa pada pukul 16.00 WIT.
Dalam bentrokan antardesa bertetangga itu, 4 warga dikabarkan tewas. Sebelumnya, korban tewas dilaporkan hanya satu orang. Adapun identitas keempat korban itu adalah Yulid Suned (16), Muh. Seli (50), Kaimudin Solissa (40), dan Said Mony (38).
Peristiwa bentrokan dan saling serang berlangsung di dusun Nahai yang merupakan perbatasan antarkedua desa bertetangga itu sekitar pukul 16.00 WIT.
Aksi penyerangan ke dusun Nahai dilakukan warga Seith karena tidak terima atas pembacokan hingga meninggal seorang warganya yakni Benjamin Maju (30) di dusun tersebut.
Benjamin Maju tewas karena mengalami pendarahan akibat luka bacokan di bagian kepala dan punggung kiri. Korban sempat dilarikan ke RSUD Haulussy, Kudamati Ambon, tetapi nyawanya tidak tertolong akibat luka yang diderita tergolong parah.
Kematian korban menyulut emosi warga Seith lainnya yang akhirnya melakukan penyerangan ke Dusun Nahai yang dihuni warga Negeri Lima.
Aksi penyerangan tersebut mengakibatkan seorang warga Seith lainnya yakni Usman Moni (38) terluka akibat terkena sabetan parang pada bagian leher.
Sedangkan tiga warga Negeri Lima yang meninggal yakni Duba Selli (60) dan Kaimudin Soulisa, keduanya meninggal karena tertembak di bagian kepala serta Wahid Suneth (16) disebabkan pendarahan akibat luka terkena tembakan pada pangkal paha kanan.
Selain itu, lima warga dari kedua desa juga dilaporkan menderita luka-luka akibat terkena lemparan batu, sabetan benda tajam maupun tertembak senapan angin.
Seorang personil Brimob dan Polda Maluku Bripda Marselino Hetharia juga mengalami luka di bagian kepala akibat terkena lemparan saat berupaya melerai bentrokan tersebut hingga harus menjalami perawatan intensif.
Aksi penyerangan tersebut juga mengakibatkan sedikitnya 17 unit rumah di Dusun Nahai terbakar.
Kapolres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease, AKBP Bintang Juliana yang dikonfirmasi membenarkan bentrokan antarwarga kedua desa bertetangga tersebut.
“Tetapi saat ini kondisi di perbatasan kedua desa sudah dikendalikan dan diamankan puluhan personil Polres Pulau Ambon dan Pulau Lease serta Brimob Polda Maluku yang diterjunkan ke lokasi kejadian,” katanya, tulis Antara.
Kapolres menegaskan, aksi penyerangan tersebut dikarenakan warga kedua desa tidak bisa menahan emosi dan mengendalikan diri di samping termakan isu-isu menyesatkan.
Kapolres Bintang mengatakan, pemicu konflik baru antarwarga kedua kampung tersebut adalah penganiayaan yang dilakukan dua orang pemuda Negeri Lima terhadap tiga warga Seith yang hendak pulang ke kampungnya dengan melewati desa Negeri Lima pada Senin (28/7).
Tetapi perselisihan antarpemuda tersebut dapat diselesaikan oleh tokoh masyarakat dan pemuda kedua desa tersebut. Kedua pelaku penganiayaan telah diserahkan ke Polres Pulau Ambon untuk diproses hukum.
“Kasus kriminal tersebut sebenarnya telah diselesaikan oleh tokoh masyarakat kedua kampung. Bahkan pemuda Desa Negeri Lima yang menganiaya pemuda Seith telah diserahklan ke Polres untuk diproses hukum,” katanya.
Bintang menyesalkan insiden penyerangan yang terjadi pada Kamis (31/7) petang yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan harta benda. (azm/arrahmah.com)