WASHINGTON (Arrahmah.com) – Seorang mantan anggota CIA mengatakan perdana menteri Israel dapat mengikutsertakan AS ke dalam perang melawan Iran namun Washington belum mempersiapkan apapun untuk konfrontasi tersebut.
Partai Republik AS, mengendarai gelombang ketidakpuasan ekonomi, mengambil alih Dewan Perwakilan Rakyat dalam jejak pendapat jangka menengah, dan hal tersebut seperti menghantam Obama. Pengamat ahli mengatakan kontrol perwakilan rakyat kini akan memberikan kekuatan yang cukup untuk membanting rem pada agenda Obama.
“Di Iran, tidak ada perbedaan antara Demokrat dengan Republik. Mereka sangat nyaman dengan ide bahwa seorang pemimpin asing seperti Netanyahu dapat mengambil 300 juta orang Amerika untuk perang kapan saja dia mau,” ujar pakar kontraterorisme Michael Scheuer, yang telah bekerja untuk CIA lebih dari 20 tahun.
“Pemilihan ini merupakan bencana dalam hal peningkatan peluang perang lainnya yang kami tidak memiliki sumber untuk berperang, dan kami tidak memiliki kemauan untuk menang,” ujar Newsmax mengutip perkataan Scheuer.
Dia mengkritik Obama yang mengatakan “negaranya dapat menangani serangan 9/11 lainnya” dan menambahakan “ini adalah komentar bodoh dari seorang yang hanya cukup berbakat dalam hal urusan internasional”.
“Mengingat negara tengah menghadapi bencana ekonomi, aku tidak yakin kami dapat menangani semua dampak serangan.”
Scheuer menyatakan keraguannya bahwa mendapatkan kontrol dewan perwakilan AS oleh Partai Republik akan meningkatkan upaya-upaya anti-terorisme. “Saya pikir tidak ada perbedaan nyata antara Obama dan partainya serta partai Republik.”
“Ini sangat jelas bahwa baik militer maupun presiden maupun Republik berniat untuk menang di Afghanistan,” kata Scheuer. (haninmazaya/arrahmah.com)