ACEH SINGKIL (Arrahmah.com) – Akademi Da’wah Indonesia (ADI) Aceh yang bernaung di bawah Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia melakukan kegiatan Safari Da’wah Perbatasan, bersinergi dengan BKM Ibnu Sina dan dokter Rumah Sakit Zainoel Abidin serta Rumah Zakat. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari terhitung dari 15-17 Mei 2015 yang dipusatkan di Desa Napagaluh Kecamatan Daunau Paris Aceh Singkil yang merupakan daerah perbatasan Aceh dengan Sumatera Utara.
Said Azhar melaporkan, daerah tersebut merupakan wilayah minoritas Muslim, dari 140 KK hanya 20 KK saja Muslim. Kegiatan tersebut dipaket dalam beberapa aktivitas; yaitu pengobatan massal gratis, ruqyah Syar’iyyah, penyaluran kornet superqurban, penyaluran sembako dan ceramah agama.
Abizal Muhammad yati, Lc, MA selaku ketua tim memaparkan kegiatan ini sengaja dilakukan untuk membendung arus kristenisasi yang gencar dilakukan oleh misionaris di daerah perbatasan tersebut, para misionaris giat melakukan pengobatan gratis, pembiayaan operasi bagi yang tidak mampu, bantuan sembako. Namun dibalik kegiatan tersebut mereka menyelipkan program kristenisasi, banyak yang terpengaruh dengan aksi-aksi terebut sehingga mereka meninggalkan Islam (murtad), bahkan sebagian muallaf yang ada disana kembali kepada agama asalnya karena tidak adanya pembinaan yang berkesinambungan.
Di samping itu pula bebasnya pergaulan telah mempengaruhi muda-mudi Islam sehingga mereka terjebak hubungan dengan muda-mudi non muslim yang ujung-ujungnya menikah dengan pasangan yang bukan Islam, mau tidak mau terpaksa melepas agama Islam karena paksaan dari pasangannya yang mensyaratkan harus memeluk agama yang dianutnya.
Nurkhalis SpJP-FIHA selaku Ketua BKM Masjid Ibnu Sina rumah sakit Zainoel Abidin yang ikut langsung dalam rombongan tersebut mengungkapkan bahwa pengobatan massal yang dilakukan sangat efektif, para masyarakat sangat antusias datang untuk berobat sehingga jumlah yang datang untuk berobat melebihi dari target yang direncanakan, tidak hanya umat Islam yang hadir, bahkan sebagian dari non muslim yang menetap di daerah tersebut juga ikut berobat. Kami tidak hanya sekedar memberikan obat, tapi kami juga menyelipkan nasehat-nasehat untuk menjaga aqidah dan shalat. Kita harus mengambil peran besar dalam hal ini sehingga mampu membalikkan angka jumlah muslim minoritas menjadi mayoritas tambahnya.
Tgk. Jamaluddin selaku da’i yang ditempatkan di desa tersebut sudah 6 tahun lebih beliau mengabdi untuk berda’wah, ia tinggal di sebuah rumah yang tidak layak huni dengan istri dan dua orang anaknya. Ia mengungkapkan kurang adanya perhatian pemerintah dan organisasi Islam tentang daerah perbatasan, padahal banyak Muslim terancam aqidahnya, tidak terbina ibadah dan akhlak mereka, mayoritas mereka berada diibawah garis kemiskinan, dai tidak memiliki rumah yang layak. Tidak semua desa memiliki dai apalagi jarak satu dengan desa lainnya sangat berjauhan sehingga sulit dijangkau.
Salah satu Muallaf menyebutkan bahwa mereka sangat mengharapkan kehadiran dai di desa mereka, dulu sudah pernah ada dai tapi sudah pergi, sehingga banyak anak-anak yang belum bisa membaca Al-Qur’an, banyak muallaf tidak shalat karena mereka tidak tahu tatacara shalat.
Kegitan ditutup pada malam harinya dengan cermah agama yang disampaikan oleh Ustaz DR. Abizal Muhammad Yati, Lc, MA. dalam ceramahnya, Ustadz Abizal memberikan pesan untuk pentingnya mempertahankan aqidah sehingga tidak terpengaruh dengan iming-iming apapun, menjaga shalat, menutup aurat dan tidak kembali pada kebiasaan-kebiasaan buruk pada masa dahulu. Diperkirakan Jamaah yang hadir lebih dari 350 orang dari berbagai desa yang ada di kecamatan tersebut yang menyesaki mesjid, yang dibangun oleh Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia jauh sebelum musibah tsunami di Aceh, hingga ke luar mesjid di tenda yang telah disiapkan panitia. Salah satu jamaah dari kalangan ibu-ibu menyebutkan bahwa ceramah sangat menyentuh, sehingga banyak dari jamaah yang meneteskan air mata, kami berharap kegiatan ini harus berlanjut tidak hanya sampai disini, karena kami memang benar-benar haus akan ilmu agama dan butuh perhatian khusus dari saudara-saudara muslim lainnya tambahnya. (azmuttaqin/*/arrahmah.com)