MADAYA (Arrahmah.com) – Sekitar 40.000 warga Suriah telah mengalami kelaparan di kota pegunungan Madaya yang terletak di dekat Damaskus selama lebih dari enam bulan karena pengepungan mencekik oleh pasukan rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Asad dan sekutunya milisi Syiah asal Libanon, “Hizbullah”.
Dua orang dilaporkan tewas pada Ahad (3/1/2016) oleh milisi “Hizbullah” saat mereka mencoba untuk mematahkan pengepungan, ujar aktivis Suriah seperti dilansir Zaman Alwasl pada Senin (4/1).
Kelaparan dan rekaman yang bocor dari kota Madaya nampaknya tidak mampu mendorong komunitas internasional dan organisasi hak asasi manusia untuk mengambil tindakan nyata untuk melonggarkan pengepungan.
Meskipun kesepakatan gencatan senjata tercapai antara rezim dengan pejuang Suriah pada 22 September 2015, yang memungkinkan bantuan kemanusiaan memasuki kota-kota yang terkepung di Zabadani, Madaya dan barat Qalamoun, serta Foua dan Kafraya di provinsi Idlib, pengepungan di Madaya masih terus berlangsung, membuat orang-orang yang tinggal di dalam kota tersebut satu-persatu meninggal akibat kelaparan.
Harga makanan yang diselundupkan dari daerah yang dikuasai rezim sangat tinggi, bukan hanya melonjak, ujar salah seorang warga kepada Zaman Alwasl.
Harga rata-rata satu kilogram dari makanan pokok adalah sekitar 100 USD.
Sementara itu mereka juga harus menghadapi badai salju sejak Jum’at lalu. (haninmazaya/arrahmah.com)