GAZA (Arrahmah.id) – Surat kabar ‘Israel’ Haaretz mengutip pejabat keamanan setempat yang menyatakan bahwa tentara pendudukan telah menghancurkan 25% jaringan terowongan di Gaza, sementara Hamas disebut telah merekrut sekitar 40.000 pejuang baru.
Menurut pejabat keamanan tersebut, Hamas saat ini menghindari mengirim pejuangnya ke dalam terowongan dan lebih memfokuskan upaya pada pembuatan bahan peledak improvisasi.
Sikap Skeptis Pakar Militer
Kolonel Hatem Karim Al-Falahi, pakar militer, memberikan peringatan terkait kebocoran informasi terbaru dari ‘Israel’ ini:
“Sebagian dari klaim ini hanya dijadikan alasan untuk melanjutkan pertempuran dan operasi penghancuran sistematis di Gaza.”
Dalam wawancara dengan Al Jazeera, Al-Falahi menjelaskan bahwa operasi pendudukan saat ini berfokus pada pengeboman intensif terhadap warga sipil, menambahkan bahwa “Israel berusaha menciptakan pembenaran untuk terus melanjutkan perang.”
Pakar militer ini menekankan pentingnya memeriksa akurasi informasi yang dibocorkan. Haaretz menyebutkan bahwa 75% terowongan Gaza masih berfungsi, sementara di awal operasi darat, ‘Israel’ mengklaim pusat komando Hamas berada di Kota Gaza dan wilayah utara, sebelum kemudian berubah dengan menyatakan bahwa pusat komando Hamas berada di Khan Yunis di selatan, di mana pertempuran berlangsung selama 4 bulan, sebelum akhirnya mengklaim Rafah sebagai pusat perlawanan.
Al-Falahi mempertanyakan, “Jika memang ada terowongan di semua wilayah ini, mengapa ‘Israel’ gagal mendeteksinya?”
Strategi Perlawanan
Pakar militer ini menegaskan bahwa dalam perang kota dan gerilya, para pejuang tidak berfokus pada penguasaan wilayah, melainkan mempertahankan infrastruktur yang memungkinkan kelanjutan perlawanan. Ini menyebabkan perubahan taktik dari konfrontasi langsung ke penggunaan bahan peledak.
Ia mengakui bahwa faksi-faksi perlawanan memanfaatkan masa gencatan senjata dan pertukaran tahanan untuk melakukan reorganisasi dan membangun kekuatan melalui proses integrasi, kemudian menutupi kekurangan di berbagai bidang, termasuk dalam hal rekrutmen pejuang. Namun ia menyatakan keraguan terhadap angka yang diklaim ‘Israel’.
Pernyataan Hamas
Pada awal Maret lalu, Abu Ubaida, juru bicara Brigade Al-Qassam – sayap militer Hamas – menyatakan bahwa “ancaman perang dari musuh ‘Israel’ hanya akan berujung pada kekecewaan, dan tidak akan membebaskan tawanan mereka.”
Dalam pidato yang disampaikan sebelum ‘Israel’ melanjutkan perang, Abu Ubaida menegaskan bahwa Al-Qassam “dalam kondisi siaga, siap menghadapi semua kemungkinan, dan kembalinya perang akan membuat kami menghancurkan sisa-sisa kewibawaan musuh.” (zarahamala/arrahmah.id)