YERUSALEM (Arrahmah.id) – Menteri Keamanan Nasional sayap kanan ‘Israel’, Itamar Ben-Gvir, baru-baru ini mempertanyakan perlunya penahanan sejumlah besar warga Palestina selama serangan militer negara pendudukan di Gaza, dan menyatakan bahwa beberapa tawanan bisa saja “dibunuh” daripada ditangkap.
Menurut Times of Israel, Ben-Gvir bertanya kepada kepala staf militer: “Mengapa ada begitu banyak penangkapan? “Tidak bisakah kamu membunuh beberapa? Apakah Anda ingin memberi tahu saya bahwa mereka semua menyerah? Apa yang harus kita lakukan terhadap begitu banyak orang yang ditangkap? Ini berbahaya bagi para prajurit.”
Komentar tersebut muncul ketika Herzi Halevi memberi pengarahan kepada para menteri yang menghadiri rapat kabinet keamanan mengenai operasi militer di Gaza dan menyoroti bahwa ratusan warga Palestina telah menyerah kepada pasukan pendudukan.
Membalas Ben-Gvir, Halevi berkata: “Berbahaya bagi siapa? Kami tidak menembak orang yang keluar dengan tangan terangkat. Kami menembak mereka yang melawan kami. Tidak ada dilema di sini. Mereka yang menyerah, kami tangkap.”
Ben-Gvir baru-baru ini menyerukan agar warga Palestina yang ditahan di penjara ‘Israel’ dieksekusi dalam upaya mengatasi masalah kepadatan yang berlebihan.
Dia juga dilaporkan meminta tentara menembak perempuan dan anak-anak Palestina di Jalur Gaza untuk melindungi pasukan ‘Israel’.
Ben-Gvir adalah mantan anggota gerakan rasis Kahane, yang dilarang ‘Israel’ pada 1998 karena tindakan teroris dan oleh AS ditetapkan sebagai organisasi teroris.
Dia dibebaskan dari dinas militer karena keyakinannya yang radikal dan dihukum karena “rasisme dan mendukung organisasi teroris” pada 2007. (zarahamala/arrahmah.id)