TEL AVIV (Arrahmah.id) — Menteri keamanan nasional sayap kanan Israel Itamar Ben Gvir menginstruksikan layanan penjara tidak memberikan daging kepada tahanan Palestina yang ditahan atas dugaan terlibat serangan 7 Oktober 2023.
Dilansir dari Ynet (2/1/2024), para tahanan saat ini menerima makan tiga kali sehari, dan menerima satu kali makan berbahan dasar daging empat hari sepekan.
“Itu termasuk hot dog, dada kalkun, atau schnitzel ayam,” papar laporan itu.
“Para sandera kami di Gaza menderita kelaparan. Kami mendengar kesaksian tentang setengah roti pita, dan di sini para tahanan (7 Oktober) menerima makanan yang lezat. Dari sudut pandang saya, mereka dapat menerima jumlah minimum yang wajib kami berikan kepada mereka,” ujar Ben Gvir.
Pernyataan dari kantor menteri sayap kanan itu menyebut, perilaku komisaris layanan penjara Israel yang akan segera melepas jabatan, Katy Perry, “melanggar batas”.
“Bahkan sebelum perang, komisaris layanan penjara mengabaikan instruksi menteri untuk membuat kondisi lebih parah dan mengakhiri kamp musim panas para tahanan keamanan,” ungkap Ben Gvir.
“(Dia) bertindak seolah-olah negara Israel tidak sedang berperang, seolah-olah dia berasal dari PBB, tanpa moral atau etika. Tidak terpikirkan bahwa ketika sandera kita menerima seperempat pita sehari, komisaris memastikan menu lengkap untuk Hamas yang membunuh dan membantai serta menculik saudara-saudara kita,” papar dia.
Pihak penjara menolak klaim tersebut, dengan menyatakan mereka telah “mengurangi kondisi para tahanan keamanan ke tingkat minimum yang disyaratkan oleh hukum”, termasuk dengan mengubah jadwal makan.
“Pada saat yang sama, pada awal perang Pedang Besi, opsi untuk membeli produk dari kantin ditangguhkan, dan semua produk listrik tidak lagi bisa digunakan,” papar pihak penjara.
Serangan mendadak di wilayah Israel selatan oleh kelompok perlawanan Palestina Hamas dan kelompok Palestina lainnya pada tanggal 7 Oktober menewaskan sekitar 1.200 orang.
Sekitar 240 sandera dibawa ke Jalur Gaza yang terkepung. Setengah dari mereka dibebaskan selama jeda sementara pertempuran sebulan lalu.
Sejak 7 Oktober, pemboman rezim kolonial rasis Israel di Jalur Gaza telah menewaskan hampir 22.000 warga Palestina, termasuk 8.500 anak-anak. (hanoum/arrahmah.id)