TUNIS (Arrahmah.com) – Persidangan pemimpin Tunisia yang berhasil diturunkan, Zine el Abidine Ben Ali, di pengasingan Arab Saudi, akan dilakukan pada tanggal 20 Juni secara in absentia, ungkap Perdana Menteri Tunisia, Beji Caid Essebsi, kepada Al-Jazeera hari Senin (13/6/2011).
“Saya mengumumkan untuk pertama kalinya, sidang akan dimulai pada tanggal 20”, Essebsi mengatakan kepada saluran televisi.
Ben Ali dan rekan-rekannya menghadapi lebih dari 90 tuduhan, ia menambahkan. Dia juga mengatakan bahwa pihak berwenang Saudi tidak menanggapi permintaan Tunisia untuk menyerahkan Ben Ali.
Ben Ali melarikan diri Tunisia pada bulan Januari setelah meletus pemberontakan terhadap pemerintahannya yang sudah berusia 23 tahun. Anggota keluarganya mengatakan Ben Ali menderita stroke pada bulan Februari dan ia tidak akan dapat tampil di hadapan publik.
Otoritas baru Tunisia sedang mempersiapkan untuk mengadili Ben Ali dan istrinya, Leila Trabelsi, dalam kasus obat-obatan terlarang, jual beli senjata, dan korupsi secara in absentia.
Otoritas Tunisia mengatakan dakwaan pertama akan berkaitan dengan penemuan uang tunai, senjata, dan obat-obatan di istana presiden, termasuk hampir dua kilogram narkotika jenis opium dan uang tunai senilai $ 27 juta.
Yang berwenang pun akan membahas kasus pembunuhan, penyalahgunaan kekuasaan, perdagangan artefak arkeologi, dan pencucian uang.
Sebuah pernyataan yang dirilis minggu lalu oleh pengacara Ben Ali, Jean-Yves Le Borgne, berisi celaan terhadap investigasi dan pengadilan.
“Semua itu diada-adakan. Semua itu hanya dirancang untuk mendiskreditkan dia (Ben Ali),” kata Leborgne. (althaf/arrahmah.com)