AL-QUDS (Arrahmah.com) – Setelah menyerbu dan melecehkan Masjid Al-Aqsa pada Sabtu (30/3/2013), ratusan pemukim Yahudi kembali mengulangi kesalahannya pada Ahad (31/3), seperti dilansir PNN pada Senin (1/4). Tindakan sewenang-wenang yang bukan hanya menyulut kemarahan Muslim Palestina, tetapi juga Muslim dunia.
Otoritas “Israel” pada Ahad (31/3) “mengizinkan” masuknya sekitar 280 pemukim ekstrimis Yahudi, dengan dijaga oleh polisi “Israel”, dan enam polisi “Israel” yang menyamar di sekitar Al-Aqsa.
Polisi “Israel”, yang menyamar, melecehkan Al-Aqsa dan memancing kemarahan Muslim Palestina dengan buang air kecil di halaman Masjid. Bentrokan pun tak dapat dihindari.
Unit khusus “Israel” didatangkan ke tempat kejadian dan menangkap puluhan jamaah Muslim, menggunakan gas air mata, peluru karet, dan alat kejut listrik terhadap jamaah Muslim yang tak rela Al-Aqsa dilecehkan. Tindakan biadab “Israel” itu menyebabkan beberapa Muslim Palestina mengalami sesak napas.
Sementara itu, puluhan pemukim Yahudi pada Ahad (31/1) juga memasuki dan melakukan ritual di situs sejarah dan budaya, Kolam Salomo, yang terletak di antara kota al-Khader dan desa Irtas, selatan Betlehem, yang berada di bawah otoritas Palestina.
Presiden Palestina, dalam sebuah pernyataan pada hari Ahad, mengutuk masuknya para pemukim Yahudi ke kompleks Masjid Al-Aqsha, penangkapan beberapa Muslim Palestina oleh polisi “Israel”, serta pembobolan situs sejarah di Bethlehem, Palestina.
Presiden yang bertanggung jawab atas eskalasi serius yang mengancam setiap peluang perdamaian, menyerukan masyarakat internasional untuk menghentikan serangan-serangan yang sedang berlangsung terhadap rakyat Palestina dan tempat-tempat suci mereka.
Juru Bicara Kepresidenan, Nabil Abu Rudineh, memperingatkan implikasi dari tindakan-tindakan yang menodai kesucian agama Islam yang akan menimbulkan ketegangan di wilayah tersebut. (banan/arrahmah.com)