WASHINGTON (Arrahmah.com) – Seorang komandan senior untuk Timur Tengah mengatakan bahwa sejumlah pasukan AS akan tiba di Afghanistan dalam beberapa hari mendatang, AP melaporkan pada Selasa (22/8/2017).
Jumlah tentara yang akan tiba, akan menjadi tambahan tentara yang masih bercokol di Afghanistan.
Rencana presiden AS, Donald Trump untuk “mengakhiri” perang terpanjang dalam sejarah AS dan menghilangkan “ancaman teroris” di Afghanistan, melibatkan 3.900 tentara tambahan AS, ujar pejabat senior AS sebelumnya.
Dalam sebuah pidato pada Senin (21/8) malam, Trump membalikkan seruan terakhirnya untuk keluar secepatnya dari Afghanistan dan mengikat kembali AS ke dalam perang yang telah berlangsung selama 16 tahun dengan mengklaim bahwa pasukan AS harus “berjuang untuk menang”. Dia memperingatkan kesalahan yang dibuat di Irak, di mana penarikan militer AS menyebabkan kekosongan yang diisi dengan cepat oleh “kelompok teroris”.
Trump tidak mengonfirmasi berapa banyak tentara yang akan dikirim ke Afghanistan, dan publik bertanya-tanya mengenai strateginya. Dalam wawancara dengan jaringan televisi pada Selasa (22/8), Wakil Presiden Mike Pence juga sama sekali tidak memberikan jawaban yang jelas. Sebagai gantinya, ia mengutip rencana Pentagon dari Juni lalu yang meminta 3.900 tentara tambahan.
“Tingkat pasukan sangat penting, dan kami akan mendengarkan komandan militer kami mengenai hal itu,” ujar Pence seperti dilansir Daily Sabah.
“Dan presiden akan membuat keputusan itu di masa mendatang.”
Pejabat AS mengatakan, belum ada kesepakatan mengenai jumlah. Namun mereka mengatakan Pentagon telah mengatakan kepada Trump bahwa dibutuhkan banyak kekuatan baru untuk mencapai tujuan Trump untuk menghancurkan “ISIS, Al-Qaeda, mencegah Taliban mengambil alih Afghanistan dan menghentikan serangan teror massal melawan Amerika sebelum mereka muncul”.
Angka 3.900 termasuk kombinasi antara pelatih, pasukan keamanan dan pasukan pendukung lainnya, menurut pejabat tersebut yang tidak ingin disebutkan namanya karena tidak berwenang berbicara kepada media. Jumlah pasti kekuatan yang akan dikirim bisa bervariasi saat kondisi berubah, menurutnya.
Penyebaran pertama diperkirakan akan terjadi dengan cepat, mungkin dalam beberapa hari mendatang, ujar seorang pejabat senior AS meski belum segera diketahui berapa banyak yang akan tiba dalam gelombang pertama.
Sebelum menjadi kandidat presiden, Trump dengan bersemangat mengatakan akan segera menarik diri dari Afghanistan dan mengakui perang itu sebagai pemborosan besar atas darah dan harta AS.
“Kondisi di lapangan, akan memandu strategi kami mulai sekarang,” klaim Trump.
Pada puncak intervensinya di tahun 2010-2011, AS memiliki skeitar 100.000 tentara di Afghanistan. Barack Obama kemudian mulai memulangkan mereka dalam beberapa gelombang.
Trump termasuk di antara mereka yang berpendapat bahwa Obama membantu musuh dengan mengumumkan rencana-rencana AS. Pada Senin (21/8), Trump mengatakan bahwa dia tidak akan membahas jumlah pasukan, taktik militer atau jadwal.
“Musuh Amerika tidak boleh tahu rencana kami,” ungkapnya.
Sementara publik Amerika mungkin bersikeras bahwa mereka memiliki hak untuk mengetahui berapa banyak warganya yang akan melakukan perang di luar negeri atas namanya.
Amerika menarik diri dari Afghanistan karena “keamanan” memburuk. Banyak tentaranya yang menjadi korban dan pulang ke Amerika dengan berada di peti mati. Pejuang Imarah Islam Afghanistan terus memperlihatkan kekuatan di seluruh negeri dan mengambil petak demi petak wilayah dan saat ini mereka mengusai setengah negara.
Pemerintah boneka Afghanistan yang didukung AS menyambut strategi Trump, di mana presiden boneka Ashraf Ghani mengklaim bahwa hal itu akan membantu “menstabilkan” kawasan. (haninmazaya/arrahmah.com)