PARIS (Arrahmah.com) – Hampir satu pekan setelah mendapatkan serangan yang menewaskan 12 orang jajarannya, majalah satir Perancis yang kerap menghina Islam, Charlie Hebdo, malah kembali akan menerbitkan edisi terbaru mereka dengan sampul bergambar karikatur Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lansir BBC pada Senin (12/1/2015).
Sampul majalah itu menunjukkan karikatur “Nabi” tengah memegang poster bertuliskan “Saya Charlie”, di bawah kalimat “Semua dimaafkan”.
Pengacara majalah itu, Richard Malka, mengklaim kepada radio Perancis sebelumnya bahwa penting bagi mereka untuk menunjukkan bahwa staf Charlie Hebdo tidak akan menyerah kepada para “ekstremis”.
Tiga juta eksemplar edisi Rabu majalah itu sedang dicetak. Biasanya hanya 60.000 eksemplar yang mereka terbitkan setiap pekan.
Pada Rabu (7/1) lalu, sebuah aksi bersenjata terjadi di kantor pusat majalah Charlie Hebdo, menyebabkan 12 orang tewas. Dalam aksinya, para pelaku serangan dilaporkan menyisir kantor majalah itu dan menyebut beberapa nama, mengabaikan orang-orang yang namanya tidak ada dalam daftar, dan menewaskan mereka yang namanya ada dalam daftar.
Salah satu orang yang masuk dalam daftar dan tewas adalah Stephane Charbonnier, pemimpin redaksi dan kartunis majalah anti-Islam itu. Selama ini Charbonnier telah hidup di bawah perlindungan polisi karena telah menerima sejumlah ancaman pembunuhan atas dirinya akibat ulahnya yang seakan tak pernah kapok menghina Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam.
Lima kartunis “papan atas” Charlie Hebdo lainnya juga turut tewas dalam serangan itu. Charbonnier, yang dikenal dengan panggilan Charb, bersama jajarannya tewas di markas majalah Charlie Hebdo, di mana mereka mencari ketenaran dengan berulang kali menerbitkan karikatur yang menghina Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam.
Saksi mengatakan selama melancarkan serangan, pelaku menyatakan bahwa mereka berasal dari Al-Qaeda Yaman dan bahwa operasi itu dilancarkan untuk membalas penghinaan majalah [Charlie Hebdo] terhadap Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam.
Sementara itu, slogan “Je suis Charlie” atau “Saya Charlie” secara luas telah digunakan para pendukung Charlie Hebdo setelah serangan itu.
Malka mengatakan kepada radio France Info: “Kami tidak akan menyerah. Semangat “Je suis Charlie” berarti hak untuk menghujat.
Edisi terbaru akan dibuat “hanya oleh orang-orang dari Charlie Hebdo“, kata direktur keuangan Charlie Hebdo, Eric Portheault, kepada kantor berita AFP. Sementara kontribusi dari kartunis lainnya ditolak.
Seakan tak kapok dan menantang umat Islam pembela Nabi, jajaran Charlie Hebdo yang tak dibunuh dalam serangan itu meneruskan pekerjaan mereka dengan kembali menghina Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Kini mereka bekerja di kantor Liberation.
Padahal serangan terhadap Charlie Hebdo bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya, kantor majalah satir di Paris itu juga pernah dibom pada tahun 2011 setelah menerbitkan karikatur Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam.
(banan/arrahmah.com)