KABUL (Arrahmah.id) — Sejumlah anak-anak perempuan Afghanistan memilih melanjutkan sekolah di dalam gua menyusul belum dibukanya pendidikan bagi anak perempuan oleh pemerintahan Taliban atau Imarah Islam Afghanistan (IIA) di wilayah mereka.
Dilansir Middle East Monitor (1/6/2023), gadis-gadis Afghanistan yang berasal dari keluarga miskin, belajar di sebuah ruang kelas di Bamyan, salah satu provinsi paling miskin di Afghanistan.
Dua pengajar muda, Ruya Serferaz (18) dan teman kelas bahasa Inggrisnya, Besbegum Havari (19), berangkat setiap hari ke kelas mereka.
Keduanya mengajar bahasa Persia, Inggris, matematika, geografi, dan melukis kepada anak-anak di sebuah gua yang berfungsi sebagai ruang kelas mereka.
Lokasi ini berjarak dua jam perjalanan dari rumah mereka. Kedua sahabat itu, dengan bantuan anak-anak, membersihkan gua yang telah mereka ubah menjadi ruang kelas.
Mereka menghiasi dinding dengan berbagai kerajinan tangan yang terbuat dari lukisan, kaligrafi, dan kertas, menjadikannya secercah harapan bagi masa depan keluarga tak berdaya dan miskin.
Seorang tenaga pengajar lainnya, Serferaz, juga mengajar bahasa Inggris, yang dia pelajari melalui usahanya sendiri.
Dia mengatakan, ada sekitar 80 siswa dan anak-anak itu menerima pelatihan selama tiga sampai empat jam setiap hari.
“Kami datang ke sini setiap hari, kecuali hari Jumat. Kami telah mengubah tempat ini menjadi sekolah. Siswa belajar di sini sepenuhnya gratis. Orang-orang di sini hidup dalam kondisi ekonomi yang sangat buruk. Mereka tidak dapat membayar dan itulah mengapa kami tidak meminta pembayaran apa pun,” jelasnya.
Anak laki-laki dan perempuan, usia empat hingga 15 tahun, mengulangi apa yang diajarkan guru mereka secara serempak, dan menuliskan apa yang mereka pelajari hari itu di buku catatan mereka.
Ketika ditanya tentang pekerjaan apa yang akan mereka pilih, jawabannya adalah guru, dokter atau pilot.
Terletak sekitar empat jam di sebelah barat ibu kota, Kabul, Bamyan adalah salah satu daerah paling tertinggal di Afghanistan.
Provinsi yang sebagian besar terdiri dari Syiah Hazara ini jauh tertinggal dari banyak provinsi dalam hal tingkat melek huruf. (hanoum/arrahmah.id)