OUAGADOUGOU (Arrahmah.id) — Dua serangan kelompok militan Islam menewaskan 11 tentara Burkina Faso dan melukai sembilan lainnya. Sementara itu, dari pihak militan, 20 penyerang tewas.
Dilansir Nation Africa (7/5/2022), militer Burkina Faso pada Jumat (6/5) mengatakan, dua serangan terjadi kamp militer sekitar 10 kilometer (6 mil) dari Kota Solle, Provinsi Loroum dan unit respons khusus untuk gendarme di Provinsi Sanmatenga (6/5).
Dalam peperangan tersebut, militer menyita atau menghancurkan senjata, amunisi dan perangkat komunikasi.
Menurut Proyek Data Lokasi & Peristiwa Konflik Bersenjata, kekerasan oleh kelompok militan yang terkait dengan al-Qaeda dan Islamic State (IS) melonjak di negara Afrika Barat. Kini kawasan itu menjadi pusat krisis di wilayah tersebut menggantikan negara tetangga, Mali.
Peristiwa terbaru ini terjadi setelah serangan terkoordinasi lainnya kurang dari dua minggu lalu. Sebanyak 15 orang tewas termasuk sembilan pasukan keamanan di wilayah Sahel, Burkina Faso.
Pada Januari lalu, tentara pemberontak menggulingkan Presiden Burkina Faso yang terpilih secara demokratis, Roch Marc Christian Kabore. Mereka berjanji untuk mengamankan negara dari serangan kelompok jihad.
Menurut U.N, sayangnya jumlah serangan justru meningkat 11 persen pada Februari dibandingkan bulan sebelumnya.
CEO Intelonyx Intelligence Advisory, Laith Alkhouri yang menyediakan analisis intelijen mengatakan, irama dan kecanggihan kekerasan yang lebih cepat, dapat diartikan militan mengeksploitasi perpecahan publik setelah junta mengambil alih.
“Serangan baru itu menandakan gelombang militansi yang meningkat di utara Burkina Faso dan menimbulkan kekhawatiran meluasnya jangkauan kelompok militan Islam yang tidak diragukan lagi membuat tugas junta mengamankan negara semakin sulit,” katanya (hanoum/arrahmah.id)