JAKARTA (Arrahmah.com) – Peredaran vaksin palsu untuk balita selama belasan tahun sangat disesalkan anggota Komisi IX DPR, Putih Sari. Dia sangat kecewa dengan kerja pemerintah.
Kejadian ini, kata dia, menunjukkan pemerintah sudah kecolongan. Hal ini terbukti dengan peredaran vaksin palsu sudah berlangsung belasan tahun dan masuk ke fasilitas kesehatan milik pemerintah seperti Puskesmas.
“Ini merupakan permasalahan yang serius karena dampak dari vaksin palsu yang kebanyakan dari jenisnya di peruntukan bagi balita, pasti memengaruhi kesehatan anak-anak generasi penerus bangsa,” kata Sari kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (25/6/2016).
Peredaran vaksin palsu untuk balita ini dibongkar Penyidik Subdirektorat Industri dan Perdagangan Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri. Setelah diselidiki, sindikatnya telah memproduksi vaksin palsu sejak 2003 dengan distribusi di seluruh Indonesia. Namun hingga saat ini, penyidik baru menemukan barang bukti vaksin palsu di daerah, Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta.
Sari memuji kesigapan aparat kepolisian membongkar peredaran vaksin palsu ini dan menangkap pelakunya. Setelah disidik, penyidik kepolisian menggeledah enam tempat yaitu apotek dan rumah di kawasan Bekasi, Jawa Barat dan langsung menangkap sejumlah pelakunya.
Selain itu, Sari menyatakan, dampak vaksin palsu harus segera diteliti dan diumumkan ke masyarakat supaya tidak menimbulkan kepanikan di masyarakat. “Masyarakat jangan sampai resah karena vaksin palsu ini,”ujar anak buah Prabowo di Partai Gerindra itu.
Dia katakan, Kementrian Kesehatan bukan hanya menelusuri sejauh mana peredaram vaksin palsu, tapi juga meneliti lebih lanjut dampak penggunaan vaksin palsu tersebut. Kemudian wajib memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat efek yang timbul dari vaksin palsu tersebut.
“Pemerintah harus segera bertindak serta bertanggung jawab dalam penanggulangannya,” pungkas wakil rakyat dari Jawa Barat itu
(azm/arrahmah.com)