KUNDUZ (Arrahmah.com) – Sedikitnya 13 warga sipil, mayoritas anak-anak telah tewas dalam serangan udara AS di kota Kunduz, Afghanistan utara, ujar laporan PBB pada Senin (25/3/2019).
Serangan adalah bagian dari pertempuran antara Imarah Islam Afghanistan (IIA) dan pasukan gabungan Afghanistan-AS yang berlangsung sekitar 30 jam di Kunduz sejak Sabtu (23/3).
“Penemuan fakta awal menunjukkan bahwa 10 dari mereka yang tewas adalah anak-anak, bagian dari keluarga besar yang sama, yang terlantar akibat pertempuran di tempat lain di negara itu,” ujar misi PBB di Afghanistan dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Al Jazeera.
“Mereka yang terbunuh adalah keluarga pengungsi internal yang melarikan diri dari perang di distrikDasht-e-Archi dan baru-baru ini pindah ke kota [Kunduz],” ujar Khosh Mohammad Nasratyar, anggota Dewan Provinsi Kunduz, menambahkan bahwa tiga anak juga terluka dalam serangan itu.
Kematian terjadi ketika warga Afghanistan terus menanggung beban konflik, dengan lebih banyak warga sipil tewas dalam perang Afghanistan pada 2018 dibandingkan dengan dengan tahun-tahun lainnya, menurut laporan PBB, dengan lebih dari 500 terbunuh dalam operasi udara.
Korban anak-anak dalam serangan udara meningkat setiap tahun sejak 2014.
Sehari sebelumnya, IIA menyerang dua pos Afghanistan di Sangin, menewaskan 48 personil keamanan Afghanistan, ujar Hashim Alokozay, seorang anggota parlemen Helmand.
Juru bicara IIA, Qari Yousuf Ahmadi mengatakan dua pos terdepan diserang, menewaskan 52 tentara boneka Afghanistan dan melukai 11 lainnya. (haninmazaya/arrahmah.com)