AMSTERDAM (Arrahmah.id) — Pemerintah Belanda pada Kamis (30/3/2023) mengatakan akan menyelidiki dugaan kejahatan perang ketika serangan udara terhadap dugaan markas kelompok militan Islamic State (ISIS) di Irak utara pada 2016. diduga kuat, serangan itu justru malah menewaskan tujuh warga sipil.
Dilansir US News (30/3), sebuah bom dijatuhkan oleh jet tempur F-16 Belanda yang ikut serta bersama koalisi internasional 80 negara yang dipimpin Amerika Serikat (AS) pimpinan AS pada 22 Maret 2016. Bom tersebut menghancurkan sebuah bangunan di Mosul, yang diyakini kala itu adalah markas ISIS.
Namun Kementerian Pertahanan Belanda mendapat informasi bahwas serangan itu malah membunuh warga sipil, setelah penyiar Belanda NOS dan surat kabar NRC mengungkap penelitian mereka.
Dalam hasil penelitian itu ternyata bangunan yang dibombardir itu hanya menampung dua keluarga yang tidak memiliki hubungan dengan militan ISIS.
Kementerian tersebut mengatakan akan menerbitkan daftar dengan rincian semua sekitar 2.100 serangan yang dilakukan di Irak dan Suriah oleh F-16 Belanda sebagai bagian dari koalisi internasional 80 negara antara 2014 dan 2018.
Dikatakan daftar itu akan mencakup tanggal, waktu, kondisi cuaca, jenis misi dan kemungkinan kerusakan tambahan dari setiap penerbangan.
Belanda pada tahun 2020 mengatakan akan memberi kompensasi kepada kerabat empat warga sipil yang terbunuh ketika rumah mereka dibom oleh F-16 Belanda di Mosul pada tahun 2015.(hanoum/arrahmah.id)