SURABAYA (Arrahmah.com) – Proses Islamisasi di Indonesia yang dilakukan Wali Songo awalnya sebenarnya berjalan baik. Islam bisa dihadirkan kepada masyarakat seperti aslinya. Sayangnya, proses itu tiba-tiba justru dirusak panjajah Belanda ketika datang ke tanah air dan melakukan de-islamisasi.
“Belanda datang ke Indonesia dan merusak apa yang telah dilakukan Wali Songo,” kata Dr. Syamsuddin Arif, MA. dosen Internasional Islamic University of Malaysia dalam seminar “Kebangkitan Ilmu Pengetahuan Indonesia” di Aula Pasca Sarjana ITS, Surabaya Ahad (12/6/2011).
Deislamisasi yang dilakukan Belanda sangat sistematis. Pada awalnya, kata peneliti Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS) ini, Belanda berdagang, bikin benteng, dan lambat laun mulai menindas. Baru setelah itu, Belanda membuat sekolah. Di sekolah itulah, Belanda menyekolahkan dan mendidik anak-anak pribumi.
“Di sinilah, Belanda menanamkan ide dan konsep-konsep yang banyak bertentangan dengan Islam,” paparnya.
Konsep itu, diakui Arif, sedikit banyak mempengaruhi pola pikir generasi penerus bangsa saat itu. Karena itu, wajar bila terjadi perdebatan di konstituante dalam merumusukan dasar negara Indonesia.
“Terjadi perang konsep saat itu. Ada yang ingin mendirikan negara seperti Amerika Serikat, Prancis, dan ada juga seperti Turki,” katanya.
Menurutnya, perbedaan itu terjadi karena rentetan sejarah panjang, bukan tanpa sebab. Setidaknya, karena ide dan konsep yang ditanamkan Belanda kepada orang pribumi yang belajar di sekolahnya. (hdy/arrahmah.com)