Hanya karena dianggap anti Barat dan Demokrasi, dinas intelijen Belanda akhir-akhir ini mengawasi gerakan Salafy. Belanda kembali sensitif kegiatan Islam
Tanda-tanda pemerintah Belanda mulai menghambat ruang gerak kegiatan Islam. Baru-baru ini, sebagaimana dikutip Radio Nederland, gerakan dakwah yang dikenal dengan gerakan pembaharuan atau pemurnian Islam nya ini ’diawasi’ pihak aparat intelijen.
Menteri Dalam Negeri Belanda, Guusje ter Horst di muka parlemen secara khusus pernah membahas itu. Walaupun menurut Dinas Intelijen Umum dan Keamanan Belanda (AIVD), sebuah dinas rahasia Belanda mengaku merasa khawatir aktivitas gerakan ini. Lucunya, kekhawatiran ini timbul karena mereka ini dianggap anti barat dan anti demokrasi.
Martin van Bruinessen, guru besar di Universitas Utrecht menjelaskan, sebelum yang dikenal di Belanda sekarang ini, gerakan semacam itu telah dimuai oleh Persatuan Islam (Persin) dan Muhammadiyah.
”Di Indonesia gerakan itu muncul pada tahun sembilanpuluhan. Sebelumnya kita lihat juga beberapa gerakan pembaharuan atau pemurnian di dalam Islam, seperti Persis, Persatuan Islam. Dan lebih awal lagi Muhammadiyah, ” ujar Martin.
Martin pernah lama tinggal di Indonesia dan sempat meneliti Tarekat Naqsabandiyah di Indonesia.
Menurut catatan, di Belanda terdapat 20 sampai 30.000 orang yang aktiv dalam gerakan Salafy
Sumber: Hidayatullah