DEN HAG (Arrahmah.com) – Setelah Belgia diikuti oleh Perancis, kini negara Eropa berikutnya, Belanda akan memberlakukan hukum yang sama. Mereka sangat tidak rela jika wilayah publik dipenuhi dengan para Muslimah yang menutup aurat secara sempurna.
Pelarangan mengenakan cadar di Belanda akan menjadi bagian dari program pemerintah di bawah perjanjian untuk membentuk koalisi.
Kaum liberal dan Kristen Demokrat telah membuat kelonggaran untuk sang anti-Islam Geert Wilders untuk mendapatkan dukungannya bagi koalisi minoritas mereka.
Kesepakatan itu mengakhiri berbulan-bulan kebuntuan namun masih perlu ratifikasi oleh Kristen Demokrat dalam pertemuan Sabtu (2/10/10) besok.
Perjanjian ini termasuk pemotongan anggaran sebesar US$24 miliar di tahun 2015, dan memperketat peraturan imigrasi serta meningkatkan jumlah petugas kepolisian.
“Reformasi penting akan berlangsung di Belanda,” demikian pernyataan pemimpin partai Liberal, Mark Rutte, saat mempresentasikan pakta perjanjian yang diberi judul Bebas dan Bertanggung jawab seperti yang dilansir BBC.
“Kami ingin mengembalikan negara ini ke warga pekerja Belanda.”
Partai Liberal (VVD) dan Kristen Demokrat (CDA) memiliki 52 kursi dari 150 kursi di parlemen dan bisa membuat mereka membentuk sebuah pemerintahan minoritas. Tapi mereka bergantung kepada 24 kursi milik Partai Kemerdekaan untuk meloloskan rancangan undang-undang ini dengan selisih mayoritas kecil.
Dibawah perjanjian, Pemimpin VVD, Mark Rutte, akan menjadi perdana menteri untuk membentuk kabinet dengan CDA yang diketuai Maxime Verhagen.
Verhagen menggambarkan perjanjian ini sebagai perjanjian pemerintah yang sangat bagus.
“Saya yakin ini adalah sebuah perjanjian yang bisa menyenangkan bagi semua anggota Partai Kristen Demokrat.
Pembicaraan Panjang
Pemakaian cadar akan dilarang jika pemerintahan koalisi terbentuk.
Bagaimanapun perjanjian ini justru menimbulkan kemarahan dari sejumlah anggota parlemen dari Kristen Demokrat yang tidak mau bekerja sama dengan Wilders.
Para anggota parlemen dari CDA itu terlibat dalam pembicaraan panjang terkait isu ini dan keputusan bergabung dengan koalisi akan diumumkan pada pertemuan khusus Sabtu (2/10).
Wilders dikenal sebagai tokoh sayap kanan yang kontroversial.
Dia berkampanye untuk menghentikan Islamisasi di Belanda dan dijadwalkan untuk disidang pekan depan dengan dakwaan pidato yang menghina Islam.
Saat ini Belanda dipimpin oleh pemerintahan sementara sejak Februari ketika koalisi pimpinan mantan ketua CDA, Jan Peter Balkenende, jatuh karena keterlibatan militer Belanda di Afghanistan.
Pada pemilihan umum bulan Juni menempatkan Partai Kemerdekaan sebagai pemenang dengan memperoleh kursi terbanyak di parlemen. (haninmazaya/arrahmah.com)