ISTANBUL (Arrahmah.com) – Dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, ratusan demonstran padati alun-alun kota Beyazit, Turki pada Kamis (1/10/2020) untuk memprotes kebijakan otoritas Cina yang dinilai melanggar hak asasi Muslim Uighur dan minoritas Muslim lainnya di Xinjiang.
Sekitar 500 orang berkumpul di alun-alun kota Beyazit sembari memegang foto keluarga mereka yang hilang dan spanduk dengan tulisan “Di mana keluargaku?”, “Bebaskan keluargaku” dan “Tutup kamp konsentrasi!”.
Para demonstran juga menyerukan agar kekerasan terhadap Muslim Uighur dan minoritas Muslim lainnya di Xinjiang dihentikan.
Menurut data PBB lebih dari satu juta Muslim Uighur dan minoritas Muslim lainnya ditahan di dalam kamp-kamp penahanan, di mana mereka dipaksa untuk meninggalkan ajaran agamanya dan mengagungkan Partai Komunis Cina (PKC).
Mukerrem Kutar, salah satu demonstran yang memegang foto kerabatnya yang hilang, mengatakan, “Saya tidak bisa mendapatkan kabar dari keluarga saya, saya tidak mendapat kabar sama sekali dari saudara laki-laki saya, putranya, dan seluruh keluarga mereka.”
“Saya tidak tahu apakah mereka masih hidup atau mati di kamp. Saya ingin mencari tahu di mana mereka,” imbuhnya, sebagaimana dilansir AFP.
Demonstran lainnya, Yunus Abduzahir (25) mengatakan dia telah kehilangan kontak dengan keluarganya sejak 2006.
“Terakhir kali saya mendengar dari mereka, ibu saya, ayah saya dan kakak laki-laki saya ditahan dan saudara laki-laki saya dikirim ke kamp kerja paksa,” katanya.
Sebelumnya, Australian Strategic Policy Institute (ASPI) mengemukakan hasil penelitian mereka yang menunjukkan bahwa pemerintah Beijing telah menjalankan ratusan kamp penahanan yang tersebar di Xinjiang.
Menurut penelitian ASPI, jumlah fasilitas penahanan tersebut sekitar 40 persen lebih banyak dari perkiraan sebelumnya, tersebut, dan terus bertambah meskipun Cina mengklaim bahwa banyak orang Uighur telah dibebaskan. (rafa/arrahmah.com)