NEW YORK (Arrahmah.id) — Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyalahkan Amerika Serikat (AS) atas agresi brutal Israel di Jalur Gaza yang telah berlangsung sejak 7 Oktober 2023 hingga membuat 75 persen wilayah itu hancur total.
Dalam pidato di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Kamis (26/9/2024), Abbas menganggap jika AS tidak membela mati-matian Israel, kehancuran di Jalur Gaza tidak akan terjadi. Hingga kini, sebanyak 41.530 warga Palestina di Gaza tewas imbas agresi Israel.
Abbas menyinggung langkah AS, selaku negara demokrasi terbesar di dunia, telah tiga kali menjegal resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut Israel melakukan gencatan senjata di Gaza.
Langkah itu dilakukan di saat AS juga memasok senjata kepada Israel, yang digunakan Negeri Zionis untuk membunuh puluhan ribuan warga sipil Palestina.
“Kami menyesalkan pemerintahan AS, selaku demokrasi dunia, demokrasi terbesar di dunia, yang telah tiga kali menghalangi rancangan resolusi di DK PBB untuk menuntut Israel melakukan gencatan senjata,” kata Abbas, dikutip dari Fox News (28/9).
Abbas mengatakan sikap AS tersebut telah mengobarkan semangat bagi Israel untuk terus melancarkan agresi di Gaza. Apalagi, dengan berbagai bantuan persenjataan yang terus dikucurkan AS.
“[Menurut Israel] selama AS mendukungnya, mengapa tidak dilanjutkan? Karena negara ini sudah agresif dan suka menyerang,” ujarnya.
Abbas menuturkan agresi Israel di Jalur Gaza padahal telah menghancurkan 75 persen daerah kantong tersebut. Gaza secara keseluruhan sudah tak lagi layak dihuni.
Ia berujar sebagian besar bangunan, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, kantor, jalan, rumah ibadah, pabrik air, pabrik listrik, dan pabrik sanitasi nyaris seluruhnya telah hancur.
“Tujuh puluh lima persen dari semua yang ada di Gaza telah hancur total,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Abbas juga menyinggung sikap AS yang menolak keras Palestina bergabung menjadi anggota tetap PBB. Ia menuturkan AS merupakan satu-satunya anggota DK PBB yang menolak memberikan keanggotaan penuh kepada Palestina.
Ia pun mempertanyakan AS karena seolah begitu membenci rakyat Palestina.
“Saya tidak mengerti mengapa Amerika Serikat bisa sangat menentang rakyat kami. Bersikeras merampas hak kami untuk mendapatkan kebebasan dan kemerdekaan sebagaimana hak negara-negara lain,” ucapnya.
Agresi Israel di Jalur Gaza hingga kini masih berlangsung dan telah menewaskan 41,534 orang serta melukai 96,092 lainnya.
Belum ada titik terang gencatan senjata, baik dari Israel maupun kelompok perlawanan Palestina Hamas.
Israel terus menyerang fasilitas sipil seperti kamp pengungsian dengan dalih Hamas beroperasi di sana. Kawasan yang diklaim zona aman oleh Israel, yakni Al Mawasi, bahkan tak lepas dari sasaran serangan Negeri Zionis baru-baru ini. (hanoum/arrahmah.id)