IRLANDIA (Arrahmah.id) — Perdana Menteri (PM) Irlandia Leo Varadkar membuat heboh. Ini terjadi ketika ia menyampaikan permohonan yang berapi-api untuk gencatan senjata di Gaza, saat berbicara pada resepsi Hari St. Patrick di Gedung Putih, Amerika Serikat (AS).
Di depan Presiden Joe Biden, Varadkar yang menjadi tamu Washington justru memberi tambahan tekanan ke AS, sekutu Israel, Ahad (17/3/2024) waktu setempat. Ia menyebut warga Gaza “membutuhkan bom untuk menghentikan serangan”.
“Rakyat Gaza sangat membutuhkan makanan, obat-obatan dan tempat berlindung,” kata Varadkar dalam acara perayaan hubungan erat AS dan Irlandia itu dikutip AFP (18/3).
“Terutama mereka membutuhkan bom untuk menghentikan serangan,” tambahnya.
Ia mengatakan aspirasi rakyat Palestina untuk memiliki tanah air dan negara yang utuh di tanah nenek moyang mereka setara dengan keinginan Israel. Karenanya, tegas Varadkar, rakyat Irlandia sangat prihatin dengan bencana yang “terjadi di depan mata” di Gaza.
“Kami melihat sejarah kami di mata mereka, sebuah kisah tentang pengungsian, perampasan, dan (yang mana) pertanyaan tentang identitas nasional ditolak.,” jelasnya merujuk perjuangan Irlandia menentang pemerintahan Inggris.
“Emigrasi paksa, diskriminasi, dan sekarang kelaparan,” katanya.
“Selalu percaya Amerika adalah kekuatan untuk kebaikan di dunia…. untuk menjamin gencatan senjata kemanusiaan dan menciptakan ruang bagi perdamaian abadi,” tambah Taoiseach tersebut.
Perlu diketahui Varadkar sendiri telah menjadi salah satu pemimpin paling kritis di Eropa terkait serangan Israel ke Gaza. Sejak Oktober, hampir 32.000 orang telah terbunuh di Gaza, di mana sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.
Sementara itu, Biden menegaskan bahwa bantuan ke Gaza sangat mendesak. Apalagi keputusan untuk mencapai gencatan senjata.
“Membawa pulang para sandera (Israel) dan bergerak menuju solusi dua negara,” katanya.
Pernyataan Varadkar bukan yang pertama menyinggung serangan Israel ke Gaza. Jumat, ia bahkan lebih keras menyindir AS.
“Saya pikir tidak ada di antara kita yang suka melihat senjata Amerika digunakan sebagaimana adanya. Cara penggunaannya saat ini bukanlah untuk membela diri,”katanya di depan Biden. (hanoum/arrahmah.id)