PRISTINA (Arrahmah.com) – Seorang anggota parlemen Kosovo yang ikut serta dalam rapat paripurna pada Ahad (25/10/2020) tampak mengenakan masker bertuliskan “I love Muhammad.”
Eman Rrahmani, anggota Gerakan Penentuan Nasib Sendiri, mengatakan dia memakai topeng karena dua alasan.
“Yang pertama terkait dengan fakta bahwa lembaga kami tidak memberikan reaksi apapun terhadap Duta Besar Kosovo untuk Prancis, Qendrim Gashi, atas penyebaran artikel yang tidak pantas berisi karikatur Nabi Muhammad, sedangkan tujuan kedua adalah karena kami berada di bulan kelahiran Nabi,” kata Rrahmani, sebagaimana dilansir Anadolu Agency.
Dia memposting foto dirinya di media sosial yang memakai topeng dengan pesan: “Bereaksi dengan tenang dan lembut. Jangan menghina atau mengejek. Muhammad SAW adalah utusan yang membawa rahmat bagi umat manusia.”
Gashi menulis di profil Facebook-nya bahwa dia sangat menyesal karena beberapa orang mungkin terluka atas langkah yang diambilnya, tetapi itu “karena mereka tidak tahu detail dan konteks artikel jurnalistik tersebut.”
Dia membenarkan bahwa dia telah membagikan sebuah artikel yang menyajikan kronologi peristiwa yang mengarah pada pemenggalan kepala seorang guru di Paris awal bulan ini di akun Twitter-nya. Artikel tersebut ia ambil dari surat kabar Prancis “Le Figaro” yang diterbitkan pada 19 Oktober, namun dia membagikan artikel tersebut tanpa menyensor gambar dua karikatur Nabi Muhammad dari majalah satir Prancis Charlie Hebdo.
Rrahmani mengatakan Duta Besar Gashi harus dimintai pertanggungjawaban di hadapan lembaga negara atas tindakan skandal tersebut dan bahwa warga negara Muslim yang membayar gajinya tidak boleh membiarkan diri mereka diejek karena keyakinan mereka.
Samuel Paty, seorang ayah berusia 47 tahun yang mengajar sejarah dan geografi di Bois-d’Aulne College di Conflans-Sainte-Honorine, tewas dipenggal oleh Abdullakh Anzorov, seorang pria berusia 18 tahun asal Chechnya. Tersangka kemudian ditembak mati oleh polisi.
Guru tersebut, dalam salah satu kelasnya yang menerangkan tentang kebebasan berekspresi, menunjukkan kartun kontroversial yang menggambarkan Nabi Muhammad. (rafa/arrahmah.com)