JAKARTA (Arrahmah.com) – Berlarut-larutnya kekejaman dan pembantaian umat Islam etnis Rohingya di Arakan, Myanmar yang dilakukan oleh Umat Budha dan militer Myanmar membuat geram dan marah kaum Muslimin Indonesia yang tergabung dalam Forum Umat Islam.
Ditambah, kaum Muslimin dari luar Myanmar sangat sulit ntuk melakukan advokasi dan pertolongan kepada Muslim Rohingya dikarenakan sulit mendapatkan visa kenegara tersebut. Alhasil, massa FUI mendatangi dan mengepung kedubes Myanmar di Jakarta pada Jum’at sore (13/7) berikhtiar menghentikan pembantaian yang terus berlangsung.
“Aksi ini sebagai bentuk solidaritas kita terhadap Muslim Rohingya yang dibantai kaum Budha dan junta militer Myanmar,” kata pengurus FUI Ustadz Bernard Abdul Jabbar saat orasi di depan Kedubes Myanmar.
Lanjutnya, umat Islam Indonesia adalah bagian dari umat Islam Rohingya. Karena sesama Muslim adalah bersaudara. “Jika mereka dibantai, maka kita umat Islam yang ada di Indonesia harus melakukan pembelaan,” katanya.
Sekitar tiga puluh menit massa FUI berada di depan Kedubes Myanmar delegasi belum kunjung diperkenankan menemui staf Kedutaan, sehingga dinamika emosi yang sejak awal tinggi menyebabkan massa hendak menggeruduk pintu kedutaan tersebut. Akhirnya, setelah aparat kepolisian melakukan negoisasi, sejumlah tokoh FUI diterima masuk ke dalam kantor Kedubes.
Delegasi FUI, diantaranya Sekjen KH Muhammad Al Khaththath, Ustad Bernard Abdul Jabbar, Sekjen FPI KH A Shobri Lubis, Wasekjen FPI KH Awit Masyhuri, Ketua DPD FPI Jakarta Habib Selon, dan beberapa orang lainnya diterima Wakil Dubes Myanmar untuk Indonesia.
Dalam pernyataannya yang dikemukakan kepada pemerintah Myanmar, FUI dengan tegas mengutuk pembantaian, penindasan, penyiksaan, pemerkosaan, perampasan dan penangkapan terhadap kaum muslimin Rohingya oleh warga dan tentara Myanmar. Tindakan itu dinilai FUI merupakan tindakan diskriminatif. “Pembasmian etnis (genocide) terhadap kaum muslim Rohingya harus dihentikan,” kata Ustadz Al Khaththath.
Selain itu, FUI juga menuntut Pemerintah Junta Militer Myanmar agar segera menghentikan pembantaian dan segala kebiadaban warga maupun tentara Myanmar dan memberikan perlindungan serta hak-hak hidup dan beragama kaum muslim Rohingya sebagai warga negara Myanmar.
Lebih dari itu, FUI menuntut pula kepada penguasa muslim agar memberikan dukungan yang nyata kepada umat islam yang tertindas di Rohingya. “Penguasa Muslim harus mengirim tentara dan persenjataan untuk melindungi mereka dari kebengisan dan kejahatan tentara Junta Militer”ungkapnya
Serta, Ustad Al Khaththath mennyerukan kepada kaum Muslimin agar membacakan do’a Qunut nazilah.” Untuk kecelakaan para pembantai umat islam Rohingya” tegasnya.
FPI coba masuk Myanmar
Saat Orasi, Ketua DPD FPI Jakarta, Habib Selon, membawa dan menunjukkan sejumlah paspor anggota FPI yang akan dimintakan visa untuk dapat masuk ke Myanmar. “Ini paspor yang akan kita mintakan visa agar relawan kita bisa masuk (Myanmar),” katanya.
Namun, sayangnya paspor yang diajukan kepada kedubes Myanmar belum bisa mereka penuhi untuk diproses mendapatkan visa.
Dalam aksi FUI Jumat sore, Kedubes Myanmar dijaga ketat aparat kepolisian. Ada sekitar lima puluh polisi berjaga di gerbang kantor Kedubes. Meskipun aksi FUI adalah aksi yang dilakukan secara damai.
Sebelum ke Kedubes Myanmar, massa FUI berkumpul di Bunderan HI. Selain Kedubes Myanmar mereka juga mendatangi kantor perwakilan PBB di Menara Thamrin dan Kedubes Suriah di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. (bilal/arrahmah.com)