WASHINGTON (Arrahmah.com) – Amerika Serikat (AS) pada Selasa (19/6/2018) menyatakan mundur dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB (UNHRC). AS telah melalui jangka waktu tiga tahun di badan PBB tersebut dan telah lama mengancam akan berhenti jika tidak direformasi, dengan alasan bahwa lembaga yang beranggotakan 47 negara tersebut anti Israel.
“Dewan HAM PBB adalah “sebuah organisasi munafik, mementingkan diri sendiri serta telah mengolok-olok hak asasi manusia,” kata Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley dalam konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, sebagaimana dilansir anadolu agency.
Menurut Haley, situasi di Dewan HAM PBB semakin memburuk dengan melakukan kampanye patologis tanpa henti terhadap Israel yang merupakan sekutu dekat AS.
Haley juga menyalahkan Rusia, Tiongkok, Kuba, dan Mesir karena “mencoba melemahkan” AS dalam upaya penegakan HAM.
Haley, yang terkenal mendukung tanpa syarat kepada Israel, telah berulang kali bentrok dengan anggota dewan HAM PBB yang kritis terhadap Israel karena kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia terhadap warga Palestina.
Haley juga berkali-kali memveto proposal PBB untuk menginvestigasi dugaan pelanggaran HAM Israel di Gaza.
Haley mengkritik Dewan HAM PBB yang dia gambarkan sebagai “bias anti Israel yang kronis”.
Keputusan itu muncul setelah diskusi jangka panjang antara AS dan anggota PBB di New York dan Jenewa, markas Dewan HAM PBB.
Sementara itu, Hamas mengatakan keluarnya AS Keluar dari Dewan HAM PBB “mencerminkan peningkatan isolasi internasional”.
“Dan [AS] tidak lagi dapat membenarkan praktik kriminalnya serta dukungan untuk terorisme Israel terhadap rakyat Palestina,” kata juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri lewat akun Twitternya.
Dewan HAM PBB awal pekan ini mengeluarkan kritikan keras terhadap kebijakan imigrasi “tanpa toleransi” pemerintah Trump, yang mengakibatkan pemisahan paksa anak-anak migran dengan orang tua mereka yang tak memiliki dokumen di perbatasan AS-Meksiko.
(ameera/arrahmah.com)