ANKARA (Arrahmah.com) – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan sistem pertahanan rudal Rusia yang kontroversial akan sepenuhnya dikerahkan pada April 2020 meskipun ada ancaman sanksi AS, menambahkan langkah selanjutnya adalah bersama-sama memproduksi S-400 dengan Moskow.
Batch pertama peralatan S-400 Rusia telah dikirim ke Turki dalam beberapa hari terakhir bahkan setelah seruan berulang kali oleh AS untuk membatalkan kesepakatan atau menghadapi hukuman, lansir Al Jazeera (15/7/2019).
“Kami telah mulai menerima S-400 kami. Beberapa mengatakan ‘mereka tidak dapat membelinya’ Insya Allah mereka akan diinstal di situs mereka pada April 2020,” kata Erdogan dihadapan ribuan orang pada Senin (15/7) di Ankara, ketika Turki menandai ulang tahun ketiga upaya kudeta berdarah.
“S-400 adalah sistem pertahanan terkuat melawan mereka yang ingin menyerang negara kami. Sekarang tujuannya adalah produksi bersama dengan Rusia. Kami akan melakukan itu,” katanya.
AS mengancam Turki dengan sanksi dan sudah mulai mengeluarkannya dari program jet tempur F-35. Washington mengatakan sistem rudal Rusia merupakan ancaman bagi F-35 dan Turki tidak dapat memiliki keduanya.
Pemimpin Turki itu sebelumnya mengatakan dia tidak yakin Washington akan menjatuhkan sanksi karena kedua negara adalah “sekutu strategis”.
Tidak jelas kapan dan di mana S-400 akan dipasang sepenuhnya, tetapi Turki akan menjadi anggota NATO pertama yang mengoperasikan sistem pertahanan rudal permukaan-ke-udara buatan Rusia, yang dapat mencapai target sejauh 400 km.
Pesawat Rusia kesembilan yang membawa S-400 mendarat di pangkalan militer Murted di Ankara pada Senin, kata kementerian pertahanan.
Dulunya dikenal sebagai pangkalan Akinci, namanya diganti setelah upaya kudeta 15 Juli 2016 oleh faksi militer. Akinci merupakan markas para tentara yang mendukung kudeta. (haninmazaya/arrahmah.com)