BEIRUT (Arrahmah.com) – Enam orang termasuk mantan menteri keuangan Libanon, Mohamad Chatah, telah tewas dalam serangan bom mobil di pusat kota Beirut.
Ledakan terjadi pada Jum’at (27/12/2013), menghantam kantor pusat pemerintah dan parlemen, melukai setidaknya 71 orang, menurut laporan awal medis seperti dilansir Al Jazeera.
Rekaman video memperlihatkan orang-orang yang melarikan diri dari lokasi kejadian di distrik Ain el-Merasa, dengan mobil terbakar dan asap hitam mengepul di atas bank, restoran dan hotel yang terletak di sekitar lokasi.
Reporter Al Jazeera yang melaporkan dari lokasi serangan mengatakan bahwa ledakan itu begitu kuat sehingga orang-orang yang berada di gedung di dekatnya terluka saat jendela hancur.
Beberapa pengamat meyakini bahwa Chatah menjadi target serangan.
Mantan Perdana Menteri Saad Hariri dan koalisi 14 Maretnya menuduh Syi’ah “Hizbullah” dan
Suriah terlibat dalam pembunuhan Chatah, yang juga pernah menjadi penasehat politik Hariri selama 62 tahun.
“Sejauh yang kami duga, tersangka adalah mereka yang melarikan diri dari keadilan internasional dan menolak untuk mewakili diri mereka sendiri sebelum pengadilan internasional digelar,” ujar Hariri.
Serangan itu terjadi tiga minggu sebelum pembukaan pengadilan terhadap lima tersangka “Hizbullah” yang didakwa pengeboman 2005 yang menewaskan mantan Perdana Menteri Rafik Hariri, ayah Saad dan 21 orang lainnya. Persidangan ini telah lama tertunda. Sidang rencananya akan dibuka di Den Haag pada bulan Januari.
Chatah adalah seorang politikus ternama yang dikenal sebagai kritikus vokal terhadap Presiden rezim Suriah, Bashar al Assad dan “Hizbullah” yang selalu menjadi pendukung setia rezim Suriah.
Pesan di akun twitternya, satu jam sebelum ia tewas dalam ledakan telah mengatakan bahwa kelompok Syi’ah “Hizbullah” berusaha mengambil alih negara.
“Hizbullah menekan keras untuk diberikan kekuatan yang sama dalam keamanan dan kebijakan luar negeri yang dilakukan Suriah di Libanon selama 15 tahun,” tulisnya.
Setelah militan Syi’ah “Hizbullah” secara terbuka mengakui keterlibatannya dalam perang Suriah, Beirut telah dilanda beberapa serangan mematikan selama bulan-bulan terakhir, termasuk ledakan kembar pada bulan November lalu yang menargetkan kedutaan Iran. (haninmazaya/arrahmah.com)