Berjalan-jalan di jalanan salah satu kota di Kosovo selama bulan suci Ramadhan, orang-orang akan melihat setiap restoran maupun kafe sepi atau tertutup. Bandingkan dengan Indonesia yang penduduknya mayoritas umat Islam dan menjadi umat Islam terbesar di seluruh dunia, selama bulan suci Ramadhan, tidak ada istilah tutup bagi restoran-restoran yang ada, baik terbuka dengan ditutupi tirai maupun secara terang-terangan terbuka yang memperlihatkan orang makan di dalamnya.
“Sebagai besar kafe tutup pada siang hari selama bulan Ramadhan,” kata Syaikh Muhamed Hoxha – sekjen Islamic Center kota Pudjeva kepada IOL.
“Hanya sedikit kafe yang tidak tertutup, kafe yang terbuka itupun hanya untuk orang-orang bertemu dan ngobrol. Tidak ada makanan maupun minuman.”
Jalanan di Kosovo menjadi sangat luar biasa tenang selama siang hari di bulan Ramadhan.
Kosovo telah mendeklarasikan kemerdekaan mereka dari Serbia sejak tahun lalu dan menjadi negara kedua di Eropa dengan mayoritas penduduknya adalah Muslim.
Muslim Albania merupakan lebih dari 90 persen penduduk Kosovo yang berpenduduk dua juta.
Kebangkitan Islam
Para pakar percaya bahwa penutupan kafe dan restoran selama bulan Ramadhan di Kosovo merupakan sinyal berkembangnya kebangkitan umat Islam.
“Penutupan kafe di bulan Ramadan adalah fenomena yang telah menyebar di berbagai kota,” Ajni Sinani, seorang penulis Muslim dari kota bersejarah Prizren, yang dikenal sebagai kota menara karena terdapat sejumlah besar masjid-masjid, kepada IOL.
“Sebagian besar penduduk kota serta pemilik kafe sedang berpuasa.”
Syaikh Hozha sepakat dengan pernyataan para pakar bahwa telah terjadi kebangkitan keagamaan di kalangan masyarakat Muslim Kosovo.
Dia juga menyebutkan sejumlah besar umat Islam semakian bersemangat untuk menjalankan ibadah puasa dan lebih mendekatkan diri kepada Allah melalui sholat dan membaca Al-Quran.
“Jauh lebih banyak umat Islam yang ingin melaksanakan sholat di Masjid. Masjid kami di Pudjeva menjadi penuh sesak dengan jamaah yang akan melaksanakan Tarawih selama bulan Ramadhan ini.”
Setelah umat Islam selesai melaksanakan berbuka puasa dan sholat Tarawih, jalanan di Kosovo kembali hidup.
Orang-orang kembali berduyun-duyun ke kafe-kafe yang kosong untuk menikmati suasana malam.
“Kafe-kafe yang kosong menjadi penuh sesak, penuh orang setelah sholat Tarawih,” catat Hoxha.
“Orang-orang saling mengundang satu sama lain teman mereka untuk meminum kopi dan makan makanan terkenal gurun Balkan dalam suasana keceriaan selama bulan suci Ramadhan.(era/IOL/arrahmah.com)