IDLIB (Arrahmah.com) – Serangan udara yang dilancarkan pada tengah malam di utara Idlib, telah membunuh 16 orang termasuk anak-anak dan perempuan, menurut laporan kelompok penyelamat pada Kamis (5/3/2020).
Relawan White Helmets mengatakan 16 warga sipil tewas dan 18 lainnya cedera dalam serangan di kota Maarret Misrin, lansir Zaman Alwasl.
Serangan mematikan terhadap pengungsi Suriah itu terjadi beberapa jam sebelum pembicaraan mengenai Idlib antara kedua presiden, Vladimir Putin dan Tayyip Erdogan, setelah gelombang ketegangan antar negara mereka terkait pertempuran di provinsi Idlib antara pasukan rezim yang didukung Rusia dan pejuang oposisi yang bersekutu dengan Turki.
Turki telah mengirim ribuan tentara ke daerah itu untuk mendukung para pejuang Suriah yang bersembunyi di sana, tetapi belum mampu menghentikan rezim ofensif Suriah yang didukung Rusia untuk merebut kembali provinsi Idlib.
Kementerian Pertahanan Turki mengklaim sekitar 2500 pasukan rezim tewas dalam tiga minggu dan puluhan tank, baterai rudal yang dihancurkan dan dibom kini tidak dapat berfungsi, menurut laporan Zaman Alwasl.
Sebuah laporan yang dirilis Senin oleh Komisi Penyelidikan Dewan Hak Asasi Manusia PBB tentang Suriah mengatakan rezim sengaja menargetkan infrastruktur sipil untuk menakut-nakuti penduduk dan memfasilitasi penaklukan militernya.
“Serangan yang dilakukan oleh pasukan pro-rezim menargetkan infrastruktur sipil, termasuk situs-situs yang dilindungi secara khusus,” kata komisi PBB itu.
Harvard menganalisis citra satelit dari kota-kota dan kamp-kamp di provinsi Idlib, di mana rezim Suriah telah meluncurkan ofensif yang menghancurkan sejak Desember, AFP melaporkan.
“Di daerah yang diteliti, para peneliti memperkirakan bahwa hampir sepertiga bangunan telah rusak atau hancur secara signifikan,” kata sebuah pernyataan yang dirilis dengan laporan yang diproduksi Harvard bersama Save the Children dan World Vision. (haninmazaya/arrahmah.com)